Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Hari Ini, Lahirnya AJI, Sempat Jadi Organisasi Terlarang, Kini Diakui Dunia Internasional

Sejarah Hari Ini, Lahirnya AJI, Sempat Jadi Organisasi Terlarang, Kini Diakui Dunia Internasional

Editor: ade mayasanto
zoom-in Sejarah Hari Ini, Lahirnya AJI, Sempat Jadi Organisasi Terlarang, Kini Diakui Dunia Internasional
TRIBUNNEWS/MUHAMMAD FADHLULLAH
Jurnalis dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berunjukrasa di Taman Aspirasi kawasan Monas, Jakarta, Jumat (25/1/2019). Demo tersebut menuntut Presiden Joko Widodo segera mencabut pemberian remisi terhadap I Nyoman Susrama selaku terpidana kasus pembunuhan jurnalis Radar Bali AA Gde Bagus Narendra Prabangsa 

TRIBUNNEWS.COM - Sejarah Hari Ini, Lahirnya AJI, Sempat Jadi Organisasi Terlarang, Kini Diakui Dunia Internasional.

Sejarah Hari Ini, tepat 7 Agustus, 25 tahun lalu, lahir organisasi jurnalis bernama Aliansi Jurnalis Independen atau yang kini karib disebut AJI.

Lahirnya AJI diawali dari Deklarasi Sirnagalih yang dihadiri sekitar 100 jurnalis.

Dikutip dari aji.or.id, AJI lahir sebagai perlawanan komunitas pers Indonesia terhadap kesewenang-wenangan rezim Orde Baru.
Kala itu, beberapa media dibredel oleh pemerintah Soeharto.

Sebut saja Detik, Editor dan Tempo, pada 21 Juni 1994.

Ketiga media ini dibredel karena pemberitaannya yang tergolong kritis kepada penguasa.

Tindakan represif inilah yang memicu aksi solidaritas sekaligus perlawanan dari banyak kalangan secara merata di sejumlah kota.

Berita Rekomendasi

Walhasil, gerakan perlawanan jusrnalis terus mengkristal.
Puncaknya, tak kurang dari 100 orang yang terdiri dari jurnalis dan kolumnis berkumpul di Sirnagalih, Bogor, 7 Agustus 1994.

Pada hari itulah mereka menandatangani Deklarasi Sirnagalih.

Inti deklarasi ini adalah menuntut dipenuhinya hak publik atas informasi, menentang pengekangan pers, menolak wadah tunggal untuk jurnalis, serta mengumumkan berdirinya AJI.

Pada masa Orde Baru, AJI masuk dalam daftar organisasi terlarang.

Karena itu, operasi organisasi ini di bawah tanah.

Roda organisasi dijalankan oleh dua puluhan jurnalis-aktivis.

Baca berita selengkapnya di >>>>>>>>>>>>>>>>

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas