Edhy Prabowo Mengenang Awal Mula Dirinya Dekat dengan Prabowo Subianto
Edhy bersama temannya, sempat ditawari pekerjaan di wilayah perbatasan di Kalimantan. "Dulu diupah Rp 250 ribu gede banget," tutur Edhy.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo bercerita soal pengaruh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam perjalanan hidupnya. Edhy disekolahkan oleh Prabowo setelah kariernya di militer bertahan dua tahun.
"Saya cita-citanya jadi tentara," kata Edhy di Menara Kompas, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2019).
Edhy diterima menjadi anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) di Magelang, Jawa Tengah pada 1991. Setelah dua tahun meniti karier, ia dipecat. "Keluarga semua nangis," ucapnya.
Edhy pun merantau ke Jakarta. Bersama 15 orang, ia menemui Prabowo di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Mereka memperkenalkan diri, dan melanjutkan pertemuan di kediaman Prabowo di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Di situ malam Senin, bertemu di kediaman beliau ditanya 'Apa keinginan kalian?'. Kami mau bekerja terus kuliah. Terus kita mau memperbaiki dosa kita sama keluarga kita," ceritanya.
Baca: Prabowo-Mega Akrab, Gerindra: Ada yang Kebakaran Brewok
Edhy bersama temannya, sempat ditawari pekerjaan di wilayah perbatasan di Kalimantan. "Dulu diupah Rp 250 ribu gede banget," tutur Edhy.
Namun, di wilayah perbatasan itu, belum ada universitas. Edhy pun disekolahkan oleh Prabowo untuk mengenyam ilmu pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo.
"Kalian ikut saya. Saya biayain cuma makan secukupnya, tidak boleh kalian seperti anak emas," imbuh Edhy mengutip kembali pesan Prabowo. "Kita diwajibkan kuliah yang benar sama latihan silat," ucapnya.
Baca: Prananda Prabowo yang Bekerja Tanpa Suara
Saat itu Prabowo merupakan Pendiri Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia. Menurut Edhy, Prabowo ingin ada penerus yang bisa menjadi pengurus perguruan pencak silat. Edhy pun menuruti keinginan Prabowo.
Edhy menjadi atlet Pencak Silat Nasional. Ia pernah mengikuti Pekan Olahraga Nasional XIV yang diselenggarakan di Jakarta. Dimulai pada 9 September 1996 sampai dengan 25 September 1996.
Baca: Pentingnya Tes DNA Bagi Konsumen Sebelum Melakukan Perawatan Kulit
"Saat itu saya dapat perunggu," kata Edhy. Ia sempat kecewa lantaran tidak dapat menyabet medali emas. "Pak Prabowo nonton. 'Gimana kok bisa kalah?'," katanya. Setelah pertandingan di semi final, Edhy memutuskan untuk melipur lara dengan pergi ke Malang.
"Dua Minggu saya menghindari kehidupan umum. Rupanya saya dicari Prabowo," tutur Edhy. Ia menyontohkan kedekatan dengan Prabowo terjalin pada tahun 90an. Namun, Edhy enggan mengklaim menjadi orang paling dekat Prabowo.
Baca: Gerindra: Jokowi Minta Prabowo Bantu Pemerintah
"Saya tidak mau klaim paling dekat, karena semua orang pasti ingin dibilang paling dekat. Tapi yang jelas, orang paling dekat sekalipun, namanya beliau ada di saya juga," kelakar Edhy Prabowo. Puluhan tahun Edhy mendampingi Prabowo. "Keikutsertaan sama beliau (Prabowo) sudah 26 tahun. Setengah hidup saya, ikut Pak Prabowo," katanya.