Gempa Kerap Guncang Selatan Jawa Akhir-akhir Ini, Ingatkan pada Potensi Gempa Besar Selatan Jawa
Belakangan ini, gempa dengan kekuatan di atas maginutudo 5 kerap mengguncang wilayah selatan Jawa.
Penulis: Daryono
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Widjo juga mengungkap gelombang tsunami akan tiba dalam waktu 30 menit usai terjadi gempa besar.
“Jika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membutuhkan waktu lima menit sejak gempa untuk menyampaikan peringatan dini, maka masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 25 menit untuk melakukan evakuasi atau tindakan antisipasi lain,” katanya.
Penjelasan BMKG
Atas kabar itu, BMKG pun sudah mengaku adanya potensi gempa besar di selatan Jawa.
Mengutip Kompas.com, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono untuk menjernihkan permasalahan.
"Jawaban saya adalah bahwa kita harus jujur mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah kita memang rawan gempa dan tsunami," ungkapnya melalui pesan singkat, Sabtu (20/07/2019).
"Khususnya wilayah selatan Jawa, keberadaan zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami," tegasnya.
Untuk diketahui, wilayah Samudra Hindia selatan Jawa memang sudah sering kali terjadi gempa besar dengan kekuatan di atas M 7,0.
Daryono juga mencatat sejarah daftar gempa besar seperti gempa Samudra Hindia.
Dalam catatan BMKG, gempa besar di Selatan Jawa pernah terjadi tahun 1863,1867, 1871, 1896, 1903, 1923, 1937, 1945,1958, 1962, 1967, 1979, 1980, 1981, 1994, dan 2006.
"Sementara itu tsunami Selatan Jawa juga pernah terjadi pada tahun 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006," ujar Daryono.
"Ini bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar bukanlah berita bohong," tambahnya.
Baca: Gempa Hari Ini 12 Agustus Guncang Bali, Warga Resah Rentetan yang Terjadi Bakal Memicu Gempa Besar
Meski begitu, Daryono menegaskan bahwa besarnya magnitudo gempa yang disampaikan para pakar adalah potensi bukan prediksi.
"Sehingga kapan terjadinya tidak ada satupun orang yang tahu," tegas Daryono.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.