Gerindra: yang Tidak Merasa 'Penumpang Gelap' Gak Usah Kebakaran Jenggot
Hanya saja yang pasti menurutnya, mereka yang tidak merasa sebagai 'penumpang gelap' tidak perlu kebakaran jenggot.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo membenarkan pernyataan kolega separtainya Sufmi Dasco Ahmad yang menyebut adanya 'penumpang gelap' di sekitar pendukung Prabowo Subianto pada Pemilu Presiden 2019 lalu.
"Saya tidak mau memperpanjang. Tapi saya rasa pesannya pak Dasco itu benar. Silakan saja," kata Edhy di menara Kompas, Senin, (12/8/2019).
Sama halnya dengan Dasco, Edhy juga enggan mengungkapkan siapa 'penumpang gelap' yang dimaksud. Hanya saja yang pasti menurutnya, mereka yang tidak merasa sebagai 'penumpang gelap' tidak perlu kebakaran jenggot.
"Kalau tidak merasa ya tidak usah. Ini kan dalam konteks untuk menyampaikan bahwa posisi berdiri (Prabowo dan Gerindra) itu harus jelas. Beliau pasti sampaikan posisi beliau jelas, dalam rangka membesarkan partai dan membela negara," katanya.
Baca: Serangan masjid Norwegia: Terduga pelaku Philip Manshaus hadir di pengadilan dengan wajah memar
Baca: Galih Ginanjar di Penjara, Barbie Kumalasari dan Kriss Hatta Semakin Dekat?
Baca: Versace minta maaf menyusul kemarahan China, Hong Kong disebut wilayah independen
Baca: PAN Minta Gerindra Buka Data Penumpang Gelap Prabowo
Menurut Edhy 'penumpang gelap' tersebut bisa diidentifikasi dari apa yang diinstruksikan Prabowo. Penumpang gelap tersebut pada masa Pemilu Presiden, justru melakukan tindakan yang sebenarnya dilarang oleh Prabowo.
"Kalau tahu kan bisa langsung kita tegur, ngapain kita ngomong. Tapi kan bisa lihat yang pak Prabowo arahkan, yang pak Prabowo minta tidak boleh tapi dilakukan, bisa lihat sendiri. tapi saya minta ini tidak diperpanjang," pungkasnya.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco mengamini ada "penumpang gelap" di kubu Prabowo-Sandiaga Uno ketika Pilpres 2019 kemarin.
Menurut Sufmi Dasco, Prabowo bisa meninggalkan penumpang gelap tersebut dan membuat kelompok-kelompok tersebut gigit jari.
Dengan tegas, Sufmi Dasco menyatakan penumpang gelap tersebut mencoba memanfaatkan Prabowo demi kepentingan mereka.
"Soal penumpang gelap, bukan karena kita singkirkan. Prabowo jenderal perang Bos. Dia bilang sama kita, kalau diadu terus, terus dikorbankan, saya akan ambil tindakan tidak terduga. Dia banting stir, dan orang-orang itu gigit jari," tutur Sufmi Dasco, Jumat (9/8/2019) dii Hotel Ashley, Jakarta Pusat.
Sayangnya Sufmi Dasco enggan menjelaskan siapa penumpang gelap yang dia maksud. Tindakan Prabowo yang melarang pendukungnya berdemo di Mahkamah Konstitusi (MK) ketika sidang sengketa Pilpres 2019 sudah membuat penumpang gelap gigit jari.
"Pertama itu di MK. Tidak disangka dan diduga, Prabowo umumkan ke pendukungnya tidak melakukan demo dan tidak ke MK supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Ini sudah diluar banyak dugaan orang," paparnya.
"Sesudah di MK, masih ada yang ngomong sama Pak Prabowo. Pak kalau mau rakyat marah, ulama dan emak-emak disuruh ke depan biar jadi korban. Prabowo pikir, emang gue bodoh. Kan kasihan emak-emak serta ulama mau dikorbankan," tutur Sufmi Dasco lagi.