Dalam Pidato Sidang Tahunan MPR, Zulhas Tegaskan Sikap MPR Netral pada Pemilu
Terutama untuk kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembukaan Sidang Tahunan MPR yang digelar di Ruang Rapat Paripurna I, Kompleks Parlemen MPR/DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2019) pagi, dibuka oleh sambutan Ketua MPR Zulkifli Hasan (Zulhas).
Di hadapan para petinggi negara yang hadir, ia mengatakan bahwa Sidang Tahunan ini telah digelar selama lima kali dan memang dihelat khusus sebagai fasilitas lembaga negara dalam menyampaikan laporannya.
"Sidang Tahunan dalam rangka memfasilitasi lembaga-lembaga negara menyampaikan perkembangan pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat telah dimulai sejak tahun 2015, dan sekarang memasuki pelaksanaan ke lima kalinya," ujar Zulhas, pada kesempatan tersebut.
Sidang Tahunan tersebut juga telah menjadi sebuah tradisi, oleh karena itu ia pun mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh petinggi negara dalam agenda hari ini.
Terutama untuk kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
"Kami atas nama Pimpinan dan Anggota MPR mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia serta Pimpinan Lembaga-Lembaga Negara atas kehadirannya dalam Sidang Tahunan ini," kata Zulhas.
Baca: Sidang Tahunan MPR 2019, SBY Absen, Jokowi Sebut Sandiaga Uno Sahabat hingga Pantun Zulkifli Hasan
Baca: Presiden Jokowi Bungkukkan Badan ke Anggota Dewan
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) iu pun menjelaskan bahwa tugas MPR selama ini adalah sebagai pengawal ideologi dan kedaulatan rakyat.
Bahkan MPR juga berperan sebagai 'media' dalam penyampaian aspirasi masyarakat serta daerah.
"Sebagai rumah kebangsaan, pengawal ideologi dan kedaulatan rakyat, MPR merupakan representasi dari daulat rakyat yang menjembatani berbagai aspirasi masyarakat dan daerah yang mengedepankan etika politik kebangsaan," jelas Zulhas.
Tugas dan fungsi MPR, kata dia, bisa terlihat dalam pelaksanaan Pemilu serentak pada April 2019 lalu.
Sebagai rumah kebangsaan, saat itu MPR menjaga sikap agar selalu netral untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan hubungan kelompok satu dengan kelompok lain, terutama dalam konteks pemilihan Presiden (Pilpres) kemarin.
"Bukti nyata tampak pada saat berlangsungnya Pemilihan Umum Serentak 2019, MPR tidak ikut larut dalam polarisasi kompetisi yang cukup memanas, khususnya dalam kontestasi pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden," pungkas Zulhas.