HUT Kemerdekaan ke-74 RI, Ini Beda Teks (Naskah) Proklamasi Kemerdekaan RI Asli dan Otentik
Dalam perumusannya, tesk proklamasi ini mengalami perubahan hingga kemudian dibacakan oleh Soekarno.
Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie
Soekarno memulai membuka pertemuan dengan membacakan naskah proklamsi yang masih merupakan konsep.
Ia meminta kepada hadirin untuk menandatangani naskah proklamasi selaku wakil-wakil bangsa Indonesia.
Usulan tersebut ditentang oleh tokoh-tokoh pemuda.
Mereka beranggapan bahwa sebagian tokok-tokoh tua yang hadir adalah “kepanjangan tangan” jepang.
Selanjutnya, Sukarni, salah seorang tokoh golongan muda, mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi cukup Soekarno- Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Baca: Tujuan Sebenarnya Soeharto Beri Soekarno Gelar Pahlawan Proklamasi, Sesuai Permintaan Bung Karno?
Setelah usulan Sukarni disetujui, Soekarno meminta kepada Sajuti Melik untuk mengetiknya.
Berikut tesk atau naskah Proklamasi otentik hasil ketikan Sajuti Melik:
P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.
Di dalam teks naskah Proklamasi Otentik sudah mengalami beberapa perubahan yaitu sebagai berikut :
- Kata "Proklamasi" diubah menjadi "P R O K L A M A S I",
- Kata "Hal2" diubah menjadi "Hal-hal",
- Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo",
- Kata "Djakarta, 17 - 8 - '05" diubah menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05",
- Kata "Wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa Indonesia"
Lokasi Pembacaan Proklamasi
Setelah teks Proklamasi disepakati, timbul persoalan mengenai tempat penyelenggaraan proklamasi.
Mengutip dosenpendidikan.co.id, Sukarni mengusulkan agar Lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan Monumen Nasional) dijadikan tempat membacakan proklamasi.
Namun, Soekarno menyampaikan dugaan, jika proklamasi dilakukan dilapangan tersebut akan menimbulkan bentrokan antara rakyat dan pihak militer Jepang.
Karena itu, Bung Karno mengusulkan upacara proklamasi dilaksanakan di rumahnya, Jalan Pegangasan Timur No.56.
Usulan itu disetujui oleh para hadirin.
(Tribunnews.com/Daryono)