Tiga Kepala Daerah Ini Minta Maaf Terkait Kerusuhan yang Pecah di Manokwari
Tiga Kepala Daerah menyampaikan permintaan maafnya tekait kerusuhan yang terjadi di Papua Barat
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan pecah di Kota Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019).
Ribuan massa terlihat membakar Gedung DPRD Papua Barat.
Tidak hanya membakar Gedung DPRD Papua Barat, massa juga membakar mobil dan sepeda motor hingga menutup jalan.
Kerusuhan tersebut membuat tiga kepala daerah menyampaikan permintaan maafnya. Siapa saja?
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memohon maaf kepada warga Papua atas insiden yang memicu kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019).
Ia menegaskan kalau perkataan yang ramai di media sosial oleh warga Papua itu bukan mewakili masyarakat Jawa Timur.
Khofifah Indar Parawansa juga menjelaskan kalau komunikasi antara Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (selanjutnya disingkat Forkopimda) dengan mahasiswa Papua selama ini terjalin sangat baik.
"Komunikasi sangat intentsif, pada saat kita kampanye untuk membangun pemilu damai, kita juga hadir, ikut upacara dan pada saat hari bayangkara mereka ikut hadir, juga ikut upcara, pada saat hari kebangkitan nasional dan hari pendidikan nasional mereka juga hadir," jelas Khofifah Indar Parawansa dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas TV, Senin.
Ia juga mengatakan kalau komunikasi-komunikasi antara pihaknay selama ini sangat intensif, dan masing-masing membangun komitmen untuk menjaga NKRI, menjaga pancasila, dan menjaga merah putih.
"Nah atas nama komitmen ber Indonesia itulah mari bersama-sama kita menempatkan yang satu dengan yang lain harus saling menghormati dan menghargai," katanya.
Ia pun mengaku sudah meminta maaf langsung kepada Gubernur Papua Lukas Enembe.
"Ketika kemudian terviralkan sesuatu yang menjadikan sensitif dengan sebutan-sebutan tertentu, tadi saya bertelepon dengan Gubernur Papua Pak Lukas Enembe, kami mohon maaf karena sama sekali itu bukan mewakili suara masyarakat Jawa Timur," tegasnya.
"Oleh karena itu harus dibedakan antara letupan yang bersifat dari personal dengan apa yang sebetulnya menjadi komitmen Jawa Timur," tambahnya.
• Kondisi di Surabaya Sudah Kondusif, Mahasiswa Papua Kembali ke Asrama
• Bandingkan Perbedaan Ahok dan Anies dalam Kelola Jakarta, Mardani Ali : BTP Kadang Melampaui Hukum