Pemuda Papua Peraih 4 Penghargaan Lomba Menulis Ini Serukan Perdamaian
"Saya sebagai Pemuda yang berasal dari Papua mengajak mahasiswa Papua untuk tetap belajar dan menjaga prestasi kita," katanya
Penulis: Gita Irawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Judul dari tulisan Steve adalah “ Kalibrasi Sistem Pertahanan RI bagi Generasi Y Dalam Menghadapi Ancaman Narkoba”.
Penghargaan dari lomba ini langsung diserahkan oleh Sekertaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefulah di lapangan Monas, Jakarta.
Menurut Steve, menulis bukanlah sebuah hal yang mudah namun jika menulis sudah di jadikan sebagai hobby maka apapun yang dilakukan akan terasa mudah dan menyenangkan.
Steve berharap pemuda Papua tetap menjadi poros prestasi dan terus berkarya untuk masa depan lebih baik, karena Pemuda saat ini bukan hanya tulang punggung masa depan tetapi nafas masa depan negara.
Sebagai pemuda Papua yang sangat peduli dengan persatuan dan kesatuan, Pemuda ini mengajak kepada seluruh masyarakat dan Pemuda Indonesia khusunya di Papua untuk tetap menjaga kedamaian, karena menurutnya Damai merupakan hal yang sangat mahal.
Steve mengimbau kepada seluruh generasi nusantara dari Sabang sampai Merauke agar jangan memandang perbedaan dengan egoisme kelompok yang tercerai berai namun memaknai perbedaan itu sebagai suatu karunia Tuhan dan kekuatan yang tak tertandingi.
"Mari buang jauh-jauh solidaritas sempit yang tersekat-sekat oleh bungkusan Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA). Tapi bangunlah solidaritas Nasional yang kokoh dan tangguh. Karena NKRI didirikan bukan atas dasar komponen SARA, NKRI terbentuk atas dasar kebinekaan dalam semangat persatuan yang Tunggal (Bhineka Tunggal Ika)," kata Steve.
Menurutnya, Indonesia harusnya sudah tinggal landas menyongsong persaingan dunia dalam era gelobalisasi yang sangat pesat.
"Mengapa kita harus mundur sekian abad ke belakang? saling bertikai hanya karena mempersoalkan warna kulit, ras, agama, suku bangsa dan perbedaan yang lainnya?" tanya Steve.
Ia berharap harusnya kita sadar bahwa tidak ada seorangpun yang dapat meminta untuk dilahirkan sebagai suku apa, mengingat Indonesia sebagai bangsa yang relegius dan percaya adanya Tuhan dalam keyakinan agama apapun yang dipeluknya.
"Saya jadi orang Papua karena lahir dari rahim Ibu Papua, demikian pula yang lahir sebagai orang Jawa, Sunda, Bugis, Makssar, Batak, Dayak, Ambon, Menado dan lain-lainnya semuanya karena kehendak Tuhan, bukan kehendak manusia, " kata Steve.
Sebagai putra Papua, ia berpendapat, siapapun yang menolak perbedaan maka dia telah menolak kehendak Tuhan, artinya mereka tidak berketuhanan.
Menurutnya, Yang Maha Kuasa menciptakan manusia berbeda-beda bukan untuk saling bertikai tetapi untuk saling mengenal dan hidup berdampingam satu sama lain.
Baca: ‘Kami Bukan Bangsa Monyet’, Massa Papua Protes Insiden Jatim di Melbourne
Ia juga berpendapat, Tuhan yang maha adil juga tidak menciptakan satu golongan manusia lebih mulia dari golongan yang lain, tetapi Tuhan menghendaki agar semua saling memuliakan antara satu dengan yang lainnya bukan saling menghinakan.
"NKRI butuh sosok pemuda-pemudi yang potensial dan berkualitas untuk membangun negri guna menyongsong masa depan yang lebih cemerlang. Mari rapatkan barisan dan saling bergandengan tangan tampa melihat perbedaan. Kita bersatu karena kita berbeda, kita berbeda hanya untuk bersatu. Dirgahayu ke -74 NKRI, Indonesia tetap Jaya," kata Steve.