BMKG: Aktivitas Gempa di Pulau Kalimantan Paling Rendah
menyebut, Pulau Kalimantan merupakan satu-satunya pulau di Indonesia yang memiliki tingkat aktivitas kegempaan relatif paling rendah.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, Pulau Kalimantan merupakan satu-satunya pulau di Indonesia yang memiliki tingkat aktivitas kegempaan relatif paling rendah.
Berdasarkan hal itu, wilayah pulau Kalimantan relatif aman dari aktivitas gempa bumi ketimbang pulau lain.
"Meskipun di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi, tetapi secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif lebih aman jika dibanding daerah lain di Indonesia, seperti Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa sangat besar," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya, Sabtu (24/8/2019).
Dwikorita menjelaskan pertama, wilayah Pulau Kalimantan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia.
Baca: Jokowi Akan Umumkan Lokasi Ibu Kota Baru, Mendagri: Kajian Sudah Digodok Berlapis-Lapis
Baca: Tidak Bahas Krisis Rohingya,Parlemen Indonesia Tolak Komisi Politik AIPA ke-40
Baca: Jadwal Acara TV Hari Ini Senin 26 Agustus 2019, The Transporter Refueled di TransTV hingga UFC
Kedua, wilayah Pulau Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng (megathrust).
Dan ketiga, beberapa struktur sesar di Kalimantan kondisinya sudah berumur tersier sehingga segmentasinya banyak yang sudah tidak aktif lagi dalam memicu gempa.
Meski demikian, BMKG mengatakan, strategi mitigasi bencana masih tetap diperlukan khusus di wilayah pesisir Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan yang berhadapan dengan sumber gempa.
"Tata ruang pemanfaatan daerah pesisir harus berbasis mitigasi bencana, Ini penting guna mengantisipasi bencana tsunami di pantai rawan tsunami dan tangguh menghadapi tsunami," kata Dwikorita.
Saat ini BMKG bersama Kementerian dan Lembaga terkait sedang menyiapkan sistem monitoring gempa dan langkah-langkah mitigasi gempa bumi dan tsunami yg lebih mumpuni untuk menjaga keselamatan masyarakat dan keberlanjutan perekonomian di calon wilayah Ibukota tersebut.
Deputi Geofisika BMKG Mohammad Sadly, mengatakan, BMKG terus memperkuat sistem monitoring gempa bumi di seluruh wilayah Indonesia.
Di tahun 2019, BMKG akan memasang sensor gempa sebanyak 194 unit sedangkan pada tahun 2020, BMKG juga akan memasang sensor gempa sebanyak 154 unit untuk merapatkan jaringan monitoring gempa nasional termasuk di wilayah Pulau Kalimantan.
Selain itu di tahun 2020 BMKG akan merencanakan pembangunan 300 sarana penyebarluasian informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami _Warning Receiver System (WRS)_ di seluruh wilaya Indonesia, termasuk di wilayah Pulau Kalimantan.
"BMKG bersama Kementerian/Lembaga lain berupaya meminimalisir sekecil mungkin risiko kebencanaan di wilayah tersebut dengan menyiapkan skenario mitigasi bencana yang tepat, terpadu, dan berkesinambungan," tutur Sadly.