Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Butuh Dana Rp466 Triliun Untuk Pindahkan Ibu Kota Baru ke Kaltim, Hanya 19% Uang Negara yang Dipakai

"Perlu saya sampaikan kebutuhannya Rp 466 triliun. 19 persennya akan berasal dari APBN," kata Jokowi.

Editor: Januar Adi Sagita
zoom-in Butuh Dana Rp466 Triliun Untuk Pindahkan Ibu Kota Baru ke Kaltim, Hanya 19% Uang Negara yang Dipakai
Biro Pers / HO via Tribun Kaltim
Profil lokasi ibu kota baru Indonesia, Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mengumumkan lokasi ibu kota baru.

Dilansir dari siaran langsung Kompas TV, jokowi menyatakan bahwa lokasi lbu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Pasar Utara, Kalimantan Timur dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.

"Ibu Kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Pasar Utara, Kalimantan Timur dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga menjelaskan alasan mengapa memilih Kalimantan Timur.

"Mengapa di Kalimantan Timur? Satu, resiko bencana minimal baik bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi dan tanah longsor. Yang kedua lokasinya strategis berada di tengah-tengah Indonesia. Yang ketiga berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang yaitu Balikpapan dan Samarinda. Yang keempat telah memiliki infrastruktur yang relatif lengkap dan yang kelima telah tersedia lahan yang dikuasai pemerintah seluas 180 ribu hektar," papar Joko Widodo.

Dalam konferensi pers tersebut, Jokowi juga menjelaskan bahwa rencana pemindahan ibu kota telah ada semenjak Presiden Ir Soekarno.

"Indonesia telah merdeka 74 tahun lebih tetapi Indonesia belum merancang ibu kota negaranya sendiri," papar Jokowi.

Berita Rekomendasi

Pun Jokowi juga memaparkan tentang betapa pentingnya pemindahan ibu kota.

"Mengapa urgen (penting -red) sekarang? Kita tidak bisa membiarkan beban Jakarta dan Jawa yang semakin berat dan kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas yang sudah terlanjur parah dan polusi udara, air dan yang harus kita tangani,"

Presiden ke-7 ini mengungkapkan ibu kota negara harus pindah karena beban yang ditanggung Jakarta sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, bisnis, keuangan, perdagangan dan jasa.

Halaman 2 >>>>>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas