Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Irjen Pol Antam: Logika Saja, Kalau Memang Saya Salah Kok Mereka yang Gelisah

Endang Tarsa disebut diminta menjadi saksi meringankan dalam perkara praperadilan Budi Gunawan atas penetapan tersangka di KPK.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Irjen Pol Antam: Logika Saja, Kalau Memang Saya Salah Kok Mereka yang Gelisah
Theresia Felisiani
Capim Komisi Pemberantasan Korupsi Antam Novambar menjalani tes wawancara dan uji publik di Gedung 3 Lantai 1, Setneg, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2019) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakabareskrim Irjen Antam Novambar mengambil kesempatan untuk buka suara saat menjalani uji publik dan wawancara di hadapan panelis pada Selasa (27/8/2019) kemarin di Gedung 3, Lantai 1, Setneg, Jakarta Pusat.

Bagaimana tidak, dihadapan panelis, Antam akhirnya buka suara atas beragam tuduhan yang dialamatkan kepadanya, termasuk kabar pengancaman Antam pada penyidik KPK di 2015 silam.

Diketahui Antam pernah diberitakan Tempo sebagai pati yang diduga mengancam Direktur Penyidik KPK kala itu, Kombes Endang Tarsa.

Endang Tarsa disebut diminta menjadi saksi meringankan dalam perkara praperadilan Budi Gunawan atas penetapan tersangka di KPK.

Baca: KPK Buka Pintu bagi Pansel Capim yang Ingin Dalami Rekam Jejak Para Calon

Baca: X1 Rilis Video Klip Single Debut, Banjir Pujian dan Jadi Trending Twitter, Simak Videonya di Sini

Baca: Viral Wanita Sopir Travel di Samarinda Ini Diduga Dilecehkan, Penumpang Pria Pamerkan Alat Kelamin

Ditemui usai menjalani uji publik dan wawancara, Antam mengaku sangat puas. Pasalnya dalam tiga tahun terakhir dia selalu terpojokkan.

"Tiga tahun lebih saya nahan ini. Akhirnya tadi keluar kan. Puas saya, Alhamdulilah puas sekali. ‎Ada kesempatan untuk menjawab itu semua," ungkap Antam.

Lanjut jenderal bintang dua ini turut menyinggung soal desakan masyarakat sipil yang meminta supaya nama capim bersalah agar dicoret oleh pansel.

Berita Rekomendasi

Merespon itu, Antan merasa itu semua adalah kewenangan dari pansel. Pihak manapun tidak boleh untuk mengintervensi.

"Semua tergantung pansel, tergantung pansel. Kita lihat dulu, gak bisa dukung atau mendukung namanya dicoret. Harus ada data dan fakta, jangan kayak saya tiga tahun begini," imbuhnya.

‎"Soal kejadian itu (dugaan pengancaman) sabar loh saya. Karena pasti ada saatnya untuk menyampaikan. Kalau saya dulu jawabnya kan cape malah sahut-sahutan. Makanya saya jawab sekarang," ujar Antam.

Terakhir, jenderal yang menyukai vespa ini heran mengapa banyak pihak yang gelisah ketika dirinya mendaftar menjadi capim dan lolos hingga saat ini.

"Kalian bisa menilai, logikanya saja. Kalau saya salah, gila saya (berani) masuk ke sana (KPK). Kok mereka yang gelisah, takut saya masuk ke sana. Anda saja, kalau salah berani gak masuk. Saya sendirian loh, gak ada salah, apa takutnya, logika saja," tegas Antam.

KPK Buka Pintu bagi Pansel

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka pintu terhadap panitia seleksi calon pimpinan KPK (Pansel Capim KPK) yang ingin mendalami informasi terkait rekam jejak para calon pimpinan yang saat ini tengah menjalani uji publik dan wawancara.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas