Inilah Perbandingan Antrean Haji Negara-negara di ASEAN: Malaysia 120 Tahun, Singapura 34 Tahun
Antrean untuk menunaikan ibadah haji selalu menjadi isu sensitif yang sering dibicarakan umat Islam Indonesia.
Penulis: Husein Sanusi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Antrean untuk menunaikan ibadah haji selalu menjadi isu sensitif yang sering dibicarakan umat Islam Indonesia.
Selain lama, ongkos naik haji juga kerap menjadi sorotan.
Antrian berangkat haji yang demikian panjang ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia.
Kondisi yang sama juga terjadi di negara-negara ASEAN lainnya.
Bahkan, beberapa negara, lama antriannya jauh di atas Indonesia.
“Antrian berangkat haji Malaysia itu sampai 120 tahun. Kalau di Singapura mencapai 34 tahun,” kata Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Djumali usai menghadiri pertemuan para Konsul Haji Negara ASEAN dan Sri Langka, di Jeddah, Rabu (28/08/2019).
“Untuk Indonesia, kalau di rata-rata, lama antrian berangkat hajinya pada kisaran 20 tahun,” lanjutnya.
Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per hari ini mencatat, antrian haji paling pendek adalah 9 tahun atau keberangkatan tahun 2028 di tiga kabupaten, yaitu: Landak (Kalbar), Buru Selatan (Maluku), dan Kepulauan Sula (Maluku Utara).
Baca: Pemindahan Ibu Kota Dorong Pembangunan Infrastruktur Internet
Baca: Indef Sebut Penetapan Tarif Cukai Tembakau Tak Efektif Dongkrak Penerimaan Negara
Baca: Sosok Muslim, Hakim yang Putuskan Kebiri Kimia pada Pemerkosa 9 Anak di Mojokerto
Sedang antrian terpanjang adalah 41 tahun atau keberangkatan tahun 2060 di Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Menurut Endang Djumali, Indonesia adalah negara dengan kuota jemaah haji terbesar di dunia, yaitu: 231.000. jemaah haji Indonesia terbagi sampai 529 kelompok terbang pada fase pemberangkatan ke Tanah Suci dan pemulangan ke Tanah Air.
Rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia (BPIH) pada kisaran USD2500.
“Dalam penyelenggaraan ibadah haji 1440H, Indonesia melibatkan total 4.200 petugas,” jelasnya.
Kuota terbanyak kedua di antara negada-negara ASEAN adalah Malaysia.
Tahun 1440H/2019M, Malaysia mendapat 33.000 kuota.
Menurut Endang, jemaah Malaysia diterbangkan ke Arab Saudi dengan 69 penerbangan.
Total ada 700 petugas yang terlibat dan rata-rata BPIH Malaysia USD2.500.
Negara dengan urutan kuota ketiga terbesar di ASEAN adalah Thailand.
Tahun ini, negeri Pagoda ini mendapat 8.500 kuota yang dibawa dalam 58 penerbangan.
Baca: 5 Fakta Menarik Angga Candra, YouTuber Prank False, Berawal dari Penjual Es dan Pengamen
Baca: Penjelasan Tri Susanti terkait Kedatangannya ke Asrama Papua Sebelun Insiden Bendera Merah Putih
Baca: Video Detik-detik Alexis Sanchez Tiba di Milan, Siap Jadi Pemain Anyar Inter Milan
Baca: TERPOPULER: Papua Memanas Lagi, 1 Anggota TNI Terpanah, Bermula dari Demo di Kantor Bupati Deiyai
BPIH Thailand sebesar 180.000THB atau sekitar 5 888USD.
Total ada 130 petugas asal Thailand dan 50 petugas lokal yang dilibatkan dalam penyelenggaraan haji 1440H.
“Antrian di Thailand sangat pendek, hanya 1 tahun,” jelas Endang.
Untuk Singapura, kata Endang, kuota haji tahun ini berjumlah 1.500, dibawa dengan 40 penerbangan.
Jemaah Singapura harus membayar BPIH pada kisaran USD8.000-13.000.
Adapun petugas yang terlibat tahun ini berjumlah 100 orang.
Brunei Darussalam menjadi negara ASEAN pada urutan jumlah kuota berikutnya, yaitu hanya 1.000.
Jemaah Brunei cukup dibawa dengan 4 penerbangan ke Tanah Suci dan saat pulang.
BPIH Brunei sebesar 4000USD dengan lama antrian 3 tahun.
“Brunei melibatkan 35 petugas dalam gelaran haji tahun ini,” ujar Endang.
Bagaimana dengan Sri Langka? Negara ini mendapat 4.000 kuota.
Jemaahnya diterbangkan dengan 100 penerbangan.
BPIH Sri Langka rata-rata 17000SAR. Pada musim haji tahun ini, Sri Langka melibatkan 150 petugas.
“Antrian jemaah cukup pendek, hanya 1 tahun,” katanya.