Viral Bos Taksi Malaysia Hina Indonesia, Ini Tanggapan Kemenhub
Beredar video soal komentar pedas pemilik Big Blue Taxi Service, Shamsubahrin Ismail terhadap rencana ekspansi Gojek
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beredar video soal komentar pedas pemilik Big Blue Taxi Service, Shamsubahrin Ismail terhadap rencana ekspansi perusahaan transportasi online Gojek ke Malaysia.
Video tersebut menuai perhatian masyarakat di sosial media karena Shamsubahrin menolak masuknya Gojek ke negeri Jiran itu. Bahkan, dia menyebut Indonesia adalah negara miskin.
Atas hinaan tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi menilai komentar tersebut diakibatkan oleh rasa takut akan bertambahnya pesaing dalam usaha transportasi darat di negara tersebut.
"Kalau sepeda motor sangat masif sekali di daerah-daerah. Ini bisnis jangan dikaitkan ke sosial ekonomi," ucap Dirjen Budi di Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Budi enggan menanggapi banyak soal pernyataan emosional bos Big Blue Taxi itu.
Jenderal polisi bintang dua itu pun mengimbau para pengemudi ojek online tidak terpancing emosi dan bersikap tenang.
Terlebih jika Shamsubahrin sudah meminta maaf, menurut Budi, pengemudi ojol tak perlu berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Malaysia pada Selasa (3/9/2019) mendatang.
"Kemarin sudah disampaikan ke Garda (Gerakan Aksi Roda Dua) dikomunikasikan kalau sudah minta maaf tidak kita lakukan, jangan sampai unjuk rasa di Kedubes kita tak bisa kendalikan emosi. Padahal kita dengan Malaysia bertetangga, berhubungan baik" pungkasnya.
Baca: Sejarah dan Fakta-fakta Menarik Film Gundala Putra Petir, Tayang Perdana Hari Ini
Baca: Siap-siap, Malam Ini PDAM Depok Hentikan Pasokan Air di Sejumlah Daerah
Diberitakan sebelumnya, Shamsubahrin Ismail mengutarakan ketidaksetujuannya jika Gojek masuk ke Negeri Jiran tersebut.
Menurut Shamsubahrin, masuknya Gojek justru akan menurunkan ekonomi negara.
Pengusaha Big Blue Taxi tersebut juga menyebut jika Indonesia adalah negara miskin.
"Ini negara miskin, kita negara kaya. Gojek hanya untuk orang miskin seperti di Jakarta di Thailand, di India, di Kolombia."
"Gojek tak menjamin masa depan anak muda, merusak anak muda," ucap Shamsubahrin Ismail.
Minta maaf
Bos taksi Malaysia sekaligus pemilik layanan taksi Big Blue, Shamsubahrin Ismail tengah menjadi sorotan karena menkritik dan memprotes masuknya Gojek ke Malaysia.
Bahkan, Shamsubahrin Ismail secara terang-terangan menyebut Indonesia sebagai negara miskin yang membuat warganet Indonesia geram.
Media sosial Tanah Air dalam beberapa hari terakhir ramai dengan perbincangan netizen yang mengomentari sebuah video yang menampilkan sosok pengusaha transportasi asal Malaysia yang menyebut Indonesia sebagai negara miskin.
Dia adalah sosok pendiri dan pemilik layanan taksi Big Blue Shamsubahrin Ismail.
Dalam video wawancaranya dengan sejumlah media televisi asal Malaysia, Shamsubahrin menyebut Indonesia sebagai negara miskin, sementara Malaysia tidak.
Tolak Gojek di Malaysia
Pernyataan itu ia lontarkan terkait dengan penolakannya terhadap layanan jasa Gojek yang diterima oleh Pemerintah Malaysia untuk mengaspal di negaranya.
Menurut Shamsubahrin, Gojek tidak layak ada di negaranya, taraf kesejahteraan pemuda Malaysia tidak seperti di Indonesia yang mencari lapangan pekerjaan hingga ke luar negeri.
Gojek, menurut dia patut untuk berkembang di negara-negara dengan kondisi ekonomi rendah.
Ia mencontohkan Thailand, India, dan Kamboja, bukan Malaysia.
“Ini negara-negara miskin, kita negara kaya.
Anak muda kita tidak seperti Indonesia.
Kalau anak muda Indonesia bagus, dia tak ke luar negara untuk cari kerja.
Gojek hanya untuk orang miskin, seperti di Jakarta,” ujar dia.
Tuai Amukan Netizen Indonesia
Atas pernyataannya itu, Shamsubahrin pun menuai banyak protes dari para netizen Indonesia juga pengemudi Gojek yang ada di Tanah Air.
Di media sosial, bos taksi Malaysia itu mengaku mendapat kritik dan ungkapan tidak terima dari masyarakat Indonesia karena telah mengucapkan pernyataan yang dinilai menyinggung.
Untuk itu, Shamsubahrin kemudian menyampaikan permintaan maaf secara terbuka di hadapan media.
“Saya memohon maaf atas kesalahan pendapat yang menyebutkan rakyat Indonesia sebagai orang miskin, atas sebab laporan-laporan yang saya terima,” ujar dia.
“Saya selaku pengasas Big Blue Taxi di Malaysia, mohon maaf kepada rakyat Indonesia atas pernyataan saya.
Dan saya telah memahami bahwa mereka tidak miskin," lanjutnya.
Shamsubahrin berharap, demi kepentingan kedua negara, permohonan maaf yang ia sampaikan ini dapat membatalkan niat demonstrasi yang semula diisukan akan dilakukan oleh sebagian masyarakat di Indonesia.
Ia menyebut Pemerintah Malaysia semestinya memaksimalkan keberadaan ojek online lokal yang sudah ada, bukannya mempersilakan produk dari asing untuk masuk.
Shamsubahrin menilai kedatangan Startup Decacorn asal Indonesia itu akan mematikan geliat pengusaha transportasi lokal. (Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella)