Jalani Uji Kelayakan di DPR, Penasehat Menteri Desa Mengaku Belajar Dari Eko Putro Sandjojo
Delapan calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menjalani uji kelayakan di Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Delapan calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menjalani uji kelayakan di Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).
Salah satunya adalah Jimmy M Rifai Gani yang merupakan penasehat Menteri Desa Transmigrasi dan Pembangunan Daerah Tertinggal saat ini, Eko Putro Sandjojo.
Dalam paparannya, Jimmy Rifai menyampaikan pesan dari Eko Putro Sandjojo yang selalu diingatnya.
Ia pun belajar dari penyaluran dana desa yang digelontorkan pemerintah pusat mencapai angka Rp 180 triliun pada tahun 2014 hingga 2018.
Baca: Mahfud MD Sebut Keputusan Jokowi Memindahkan Ibu Kota ke Kaltim Sah Secara Hukum
“Saya belajar dari Menteri Eko Putro Sandjojo yang selalu menyampaikan bahwa kita tak bisa melakukan semuanya sendiri. Seperti dana desa kita harus melihatnya bukan hanya sebagai bagi-bagi kue tapi bagaimana dana desa itu memberikan ‘multilayer effect’ yang berdampak pada penerimaan daerah, mengatasi stunting, dan meningkatkan kualitas pendidikan yang masih jauh kualitasnya,” terang Jimmy di ruang Komisi XI DPR RI.
Jimmy mengaku ia pun belajar dari seorang profesor di Harvard University, tempat dirinya mengenyam pendidikan pada tahun 2013 mengenai pendekatan pembangunan negara.
Baca: Usai Habisi Nyawa Suami dan Anak Tirinya, Aulia Kesuma Mengaku Lega, Apa Alasannya?
“Saya belajar dari Profesor Michael Porter dari Harvard University ada dua pendekatan pembangunan negara yaitu ‘inherited prosperity approach’ yang fokus pada sumber daya alam dan ‘created prosperity approach’ yang berfokus pada sumber daya manusia, proses, dan sistem. Yang pertama fokus pada pembagian kue dan satunya mencoba mengembangkan kue sehingga masyarakat mendapatkan lebih. Yang satunya koruptif dan satunya lagi tidak,” ungkapnya.
Menurutnya sejumlah negara yang miskin sumber daya alam seperti Jepang dan Singapura justru berhasil menjadi negara maju karena menggunakan pendekatan pembangunan ‘created prosperity approach’.
Baca: Bus TransJakarta di mata Emak-Emak ibukota
Pendekatan tersebut yang akan digunakannya jika terpilih menjadi anggota BPK RI.
“Saya akan berfokus pada e-audit dan e-watching sebagai salah satu ‘technology disruptif innovation’ agar kita bisa realtime melakukan pengawasan keuangan dan kinerja kementerian dan lembaga negara lainnya. Lalu perluasan kerja sama dan peningkatan kapasitas dalam organisasi, dan tak menutup kemungkinan kerja sama dengan swasta untuk menerima masukan penghitungan potensi penerimaan negara,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.