''KPK: Dilahirkan oleh Mega, Mati di Tangan Jokowi?''
Aksi yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dan diikuti lebih dari 1.000 pegawai KPK menuntut dua hal.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "KPK: Dilahirkan Oleh Mega, Mati Di Tangan Jokowi?". Begitu tulis spanduk dalam gelaran aksi bertajuk #savekpk.
Aksi yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dan diikuti lebih dari 1.000 pegawai KPK menuntut dua hal.
Pertama, dimulai dari adanya polemik calon pimpinan KPK yang bermasalah. Kedua, soal usulan DPR untuk merevisi UU nomor 30 tahun 2002 tentang KPK yang disinyalir dapat melumpuhkan kerja komisi antikorupsi.
Selain spanduk satu-satunya yang terdapat dalam aksi, terdapar pula bertuliskan 'Pak Jokowi Dimana?' dan 'Zona Anti Pelanggar Etik'. Kalimat-kalimat yang dipilih dalam poster mewakili kegelisahan mereka akan adanya revisi UU KPK serta capim bermasalah.
"Jangan pernah berhenti, jangan pernah takut, jangan pernah terganggu integritasnya. Perjuangan kita masih jauh, tanggung jawab kita besar terhadap republik ini," teriak Saut dari atas mimbar di lobi Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (6/9/2019).
Baca: IPW: Dewan Pengawas Itu Diperlukan Agar KPK tidak Semau Gue
"Sekali lagi terima kasih, kita semua terima kasih, buat yang hadir. Buat pegawai jangan lama-lama kita digaji untuk bekerja," Saut kembali berteriak.
Sontak, para pegawai yang semuanya mengenakan masker dan terlihat sebagiannya membawa payung berseru: "Siap".
Salah satu penyidik KPK Cristian menambahkan, bahwa aksi ini untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa lembaga antirasuah dibentuk bukan untuk segolongan orang saja, tapi untuk seluruh rakyat Indonesia.
"Saya berdiri disini ingin menyampaikan ke seluruh rakyat Indonesia bahwa adanya KPK bukan untuk pegawai KPK, bukan untuk siapa-siapa, tetapi adanya komisi pemberantasan korupsi untuk seluruh rakyat Indonesia. Merdeka," pekik Cristian dalam orasinya.
Baca: Heboh, Video Asusila Pelajar SMK di Balikpapan Tersebar, Diduga Direkam di Sebuah Indekos
Penyidik yang pernah cekcok dengan Fahri Hamzah saat penggeledahan ruangan di Gedung DPR itu juga mengajak kepada masyarakat, khususnya pegawai KPK untuk menyatakan perlawanan terhadap siapapun yang ingin melemahkan KPK. Tak terkecuali terhadap pihak-pihak yang mendukung adanya revisi terhadap UU KPK.
"Siapapun yang sengaja melemahkan KPK kita smua maju dan melawan. Kita lawan. Lawan," tegasnya.
Dalam aksi ini, sejumlah pegawai KPK tampak bergandengan tangan bak 'rantai manusia' sebagai simbol penjagaan terhadap KPK.
Di antara pegawai yang ikut aksi, terlihat penyidik senior KPK, Novel Baswedan, Ketua WP KPK Yudi Purnomo, dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang juga ikut bergandengan tangan bersama pegawai lainnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.