Kata Komisi III DPR soal Pro Kontra Irjen Firli: Kami Tak Bisa Senangkan Semua Pihak
Wakil Ketua Komisi III, Erma Suryani Ranik mengatakan bahwa pro dan kontra terhadap Capim KPK merupakan hal yang lumrah
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Sumatera Selatan Irjen Firli Bahuri dipilih Komisi III DPR RI sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) periode 2019-2023.
Firli Bahuri dipilih menjadi Ketua KPK melalui musyawarah setelah sebelumnya dipilih menjadi komisioner KPK melalui sistem voting.
Baca: Terpilih Jadi Ketua KPK, Mabes Polri Nilai Firli Miliki Pengalaman Baik di Sumsel
Baca: Soal Firli Terpilih Jadi Ketua KPK, Begini Komentar Jokowi
Pernyataan Wakil Ketua KPK, Saut Sitomorang bahwa Firli diduga melanggar etik berat saat menjabat Deputi Penindakan KPK tidak dihiraukan seluruh anggota Komisi III.
56 anggota Komisi III seluruh memilih, Jenderal Bintang dua itu.
Wakil Ketua Komisi III, Erma Suryani Ranik mengatakan bahwa pro dan kontra terhadap Capim KPK merupakan hal yang lumrah.
Komisi III menurutnya, tidak bisa menyenangkan hati semua pihak.
"Ya biasa lah namanya pemilhan pro dan kontra, kita kan enggak bisa menyenangkan hati orang, kita sudah bilang 5 pimpinan ini menurut kita, komposisi paling baik, komposisi seusai UU, kalau pro dan kontra menurut kami Komisi 3 biasa lah itu, engga mungkin bisa menyenangkan hati orang," katanya di Kompleks Parlemen, Jumat, (13/9/2019).
Dalam Uji kelayakan dan Kepatutan Capim KPK, pada Kamis tengah malam, Firli sempat ditanya mengenai dugaan pelanggaran etika berat, karena bertemu dengan pihak yang berperkara, yakni Tuan Guru Bajang (TGB).
Firli juga disebut bertemu dengan salah satu ketua Umum Parpol.
"Masalah pro dan kontra itu kita sudah selesai, kita lihat lembaran baru, kita lihat pimpinan KPK ini bersinergi dengan pemerintah, bisa bersinergi dengan lembaga legislatif dan dengan yudikatif," kata Ketua Komisi III, Aziz Syamsuddin.
Sebelumnya Firli mengakui bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Kawasan Senayan, Jakarta.
Pertemuan tersebut menurut Firli terjadi secara tidak sengaja.
Ia hadir atas undangan Wakabareskrim Komjen Antam Novambar.
"Saya diundang kawan saya, kebetulan adalah wakabareskrim saya hadir di situ kebetulan ketua parpol hadir. Dan beliau kenal individu saja karena almarhum suami beliau selalu intim dengan saya sejak saya pangkat letnan satu," kata Firli.
Menurut Firli ia bertemu Antam, untuk membicarakan perkara.
Baca: Pimpinan KPK Baru Terpilih, Begini Penampakan Situs Resmi KPK
Baca: Jokowi Setuju Ada SP3 di KPK, Tapi Waktunya Dua Tahun
Hanya saja bukan perkara di KPK.
"Bukan, penanganan perkara kan ada koordinasi supervisi, jadi tidak ada kaitan perkara yang ditangani oleh KPK tidak ada," pungkas Firli.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.