Dukung Pengelolaan Sampah Menggunakan Ekonomi Sirkular
Penanganan sampah telah menjadi tantangan di Indonesia seiring dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga dan kegiatan di sektor bisnis
Editor: Eko Sutriyanto
Itulah sebabnya kami membentuk Desa Kedas, yang merupakan kolaborasi antara program PRAISE Bali Bersih dan program global McKinsey.org, Rethinking Recycling.
"Pemberdayaan masyarakat, pemerintah yang inovatif dan komitmen dari para perusahaan, dapat bersama-sama membangun sistem pengelolaan sampah dan daur ulang yang benar-benar berjalan optimal," katanya.
Terkait dengan harapan terhadap program Desa Kedas, Shannon berharap dapat merancang solusi yang tepat untuk masyarakat Indonesia sehingga dapat memecahkan banyak masalah lingkungan yang disebabkan oleh sampah.
Baca: Cerita di Balik Gitar Virgoun, Dibeli Seharga Rp 3,5 Juta Padahal Aslinya Dibanderol 6500 Dollar
I Gusti Made Gede selaku Ketua BPD Desa Sanur Kauh mengatakan sebelum mengikuti program Desa Kedas, sistem TPS3R yang ada belum berjalan dengan baik.
Operasional TPS3R kami sangat terhambat dan secara ekonomi tidak stabil.
"Setelah enam bulan program ini berjalan, saat ini semakin banyak warga yang memilah sampah dari rumah," katanya.
TPS3R di Sanur Kauh telah secara konsisten mendatangkan keuntungan bukan hanya secara ekonomi namun juga memiliki sistem kerja yang baik dan para pekerja yang terlatih.
Melalui Bali Bersih program, PRAISE telah membuktikan bahwa pengolahan sampah akan berhasil dengan menggunakan sistem ekonomi sirkular apabila ada keterlibatan dari Extended Stakeholder Responsibility.
Kemudian perubahan perilaku terkait 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang dapat tercapai belalui edukasi berkelanjutan, keterlibatan pemerintah baik melalui peraturan ataupun penyediaan sarana dan prasarana.
Saat ini penanganan sampah telah menjadi tantangan di Indonesia seiring dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga dan kegiatan di sektor bisnis.
Baca: Bunuh Dua Anak Balita Lalu Berusaha Bunuh Diri, Ibu di Kupang Ini Jadi Tersangka
Tahun ini, Indonesia menghasilkan 67 juta ton sampah, jumlah tersebut lebih tinggi dari rata-rata 64 juta ton per tahun dengan komposisi sampah organik (70%), sampah plastik yang sumber utamanya berasal dari kemasan makan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja dan pembungkus barang lainnya (20%) dan sampah industri lainnya seperti kaca, metal, karet (10%).
Melihat dampak lingkungan dan sosial yang terjadi akibat sampah, pemerintah menargetkan untuk melakukan 30% pengurangan sampah dan 70% penanganan sampah pada 2025.