Pesawat CN 295 dan Hercules Disiapkan untuk Bikin Hujan Buatan di Riau
Plt Kapusdatinmas BNPB Agus Wibowo menyebutkan ada pesawat Cassa 212-200 dengan kapasitas 1 ton sudah beroperasi di Riau.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih ada 27 titik api di Riau, Minggu (15/9/2019).
Untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan agar tidak tambah banyak dan tambah luas, Pemerintah menyiagakan helikopeter dan tiga pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.
Plt Kapusdatinmas BNPB Agus Wibowo menyebutkan ada pesawat Cassa 212-200 dengan kapasitas 1 ton sudah beroperasi di Riau.
"Untuk memperkuat armada TMC Pemerintah menambah 1 pesawat CN 295 dengan kapasitas 2,4 ton yang sudah berada di Pekanbaru dan 1 Hercules dengan kapasitas 5 ton yang direncanakan datang di Pekanbaru pada hari Senin besok," ujar Agus kepada wartawan, Minggu (15/9/2019).
Baca: Curhatnya Viral, Sebulan Tunangan, Pria Ini Dikabari Dokter Usia Kekasih Mungkin Tinggal 2 Minggu
Baca: Fakta Mendiang Tienuk Riefki, Maestro Perias Kepercayaan Keluarga Cendana, Cikeas hingga Keraton
Baca: Kabut Asap di Riau : Mirip 2014, Sekolah Diliburkan Hingga Agenda Jokowi Pantau Lokasi Karhutla
Operasi TMC sangat tergantung dengan keberadaan awan potensial hujan yang secara rutin diperkirakan oleh BMKG.
Seluruh pesawat dalam kondisi siaga dan jika terdapat potensi awan makan akan segera terbang untuk menyemai awan agar menjadi hujan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, armada tambahan Pesawat CN 295
Pesawat CN 295 merupakan pesawat terbang transpor militer taktis dengan 2 mesin turboprop dan diawaki oleh 2 personil.
Pesawat ini bisa digunakan untuk mengangkut pasukan, evakuasi medis atau angkutan barang.
Untuk keperluan TMC CN 295 dikonfigurasi agar dapat mengangkut bahan semai dengan kapasitas 2.4 ton.
"Bagian perut pesawat dimodifikasi dengan dipasang rel untuk mengangkut 8 x 300 kg bahan semai yang dengan pipa untuk menabur bahan semai secara semi otomatis," jelasnya.
Saat pesawat terbang sampai di awan yang potensial hujan, lanjut dia, maka petugas membuka kran dan garam akan keluar melalui pipa untuk menaburi awan dengan garam.
"Bahan semai garam NaCl akan mengikat butiran-butiran air dalam awan, kemudian menggumpal menjadi berat dan akhirnya jatuh menjadi hujan," ucapnya
Sebagai informasi, secara umum Kota Pekanbaru masih diselimuti asap tipis dengan jarak pandang mencapai 1 km ada pukul 07.00 WIB dan pada pukul 10.00 WIB masih berasap dengan jarak pandang 2,2 kilometer.
Selain itu kualitas udara berdasar pengukuran PM10 pada pukul 07.00 sd 10.00 WIB berada pada kisaran 182 sd 201 ugram/m3 atau tidak sehat.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.