Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Efektif Turunkan Hotspot Operasi TMC Tergantung Pada Ketersediaan Awan

Kepala BPPT menyatakan perlu ada perbaikan penanganan kabut asap melalui sinergi antara lembaga dan kementerian terkait.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Efektif Turunkan Hotspot Operasi TMC Tergantung Pada Ketersediaan Awan
TRIBUNNEWS/FITRI WULANDARI
Kepala BPPT Hammam Riza 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan pihaknya akan terus fokus memantau operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) milik BPPT untuk menekan kabut asap di wilayah Riau.

Dia mengatakan, operasi cukup efektif dalam menekan angka hotspot di Riau jika dibandingkan dengan provinsi lainnya yang tidak menggunakan teknologi ini.

Kendati demikian, terjadi peningkatan eskalasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hingga masih memicu kabut asap yang begitu pekat dan mengganggu aktivitas dan kesehatan warga.

Dia mengatakan, perlu ada perbaikan penanganan kabut asap melalui sinergi antara lembaga dan kementerian terkait.

"Dengan adanya peningkatan eskalasi pada beberapa hari terakhir ini, maka masih ada upaya bersama yang harus diperbaiki," ujar Hammam Riza usai menghadiri Ratas karhutla yang digelar di Pekanbaru, Riau, Senin.

Dia menjelaskan, pengoperasian teknologi TMC dianggap mampu menghasilkan air dalam volume yang sangat besar, mencapai jutaan meter kubik per hari jika TMC ini dilakukan pada momen yang tepat yakni menyesuaikan ketersediaan awan.

"Namun ini tergantung dari ketersediaan awan, oleh karena itu pelaksanaanya harus terencana dengan baik, serta memperhatikan level air gambut dan keberadaan awan," tegas Hammam.

Baca: Dua Surat Xananao Gusmao untuk Keluarga Almarhum BJ Habibie

BERITA REKOMENDASI

TMC dapat dilakukan jika masih adanya awan. Awan tersebut merupakan objek untuk penyemaian garam demi memunculkan hujan buatan.

"Agar operasi TMC dapat dilakukan secara berkelanjutan, kami juga butuh didukung oleh anggaran, peralatan utama yakni pesawat. Dan kesiapan sumber daya manusia, mulai dari perekayasa, peneliti, dan pelitkayasa," kata Hammam Riza.

Baca: Ridwan Kamil Setuju, Bandara Kertajati Diganti Nama Jadi Bandara BJ Habibie

Karhutla saat ini tidak hanya terjadi di Riau namun juga Kalimantan dan dampak asapnya terbawa hingga Malaysia dan Singapura.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas