Pengamat: Ada Peran Kepala BIN di Balik Pertemuan Jokowi dan 61 Tokoh Papua
Pertemuan itu tak lepas dari peran Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang juga hadir dalam pertemuan yang dilakukan di Istana Negara tersebut.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Ireng Maulana mengapresiasi keberhasilan Ka Bin, Budi Gunawan (BG) dan jajarannya mempertemukan 61 tokoh Papua dengan presiden beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pertemuan itu tak lepas dari peran Budi Gunawan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang juga hadir dalam pertemuan yang dilakukan di Istana Negara tersebut.
Ireng menyatakan, biasanya porsi operasi senyap intelijen mengambil porsi yang lebih besar ketika entitas yang menghendaki instabilitas sudah menunjukkan permusuhan terhadap kehidupan negara.
Misalnya, mengancam akan merdeka melalui aksi ikutannya, separatisme dan pemberontakan atau menggalang aktivitas-aktivitas yang bertujuan melemahkan keutuhan kesatuan bangsa, serta wibawa pemerintah di jatuhkan melalui delegitimasi kekuasaan.
"Namun, peristiwa politik beberapa waktu yang lalu yaitu pertemuan antara presiden bersama 61 tokoh papua memberikan tafsir lain jika kegiatan intelijen memasuki proses lain yang lebih terang-terangan," ujar Ireng Maulana dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Rabu (18/9/2019).
Misalnya, ketika Presiden (user) dihadapkan pada daftar permintaan dan nantinya baik cepat atau lambat akan di respon melalui kebijakan pemerintah.
Karena itu, dia mengapresiasi keberhasilan Budi Gunawan dan jajarannya mempertemukan 61 tokoh Papua dengan Jokowi beberapa waktu lalu.
"Kita yakini daftar permintaan ini muncul sudah terlebih dahulu melalui perhitungan resiko dan skala ancaman yang berasal dari dari analisis intelijen," ujar pengamat lulusan Master of Art in Political Science dari Lowa State University, Iowa, AS ini.
Ireng menyebut intelijen sebagai proses yang berbeda karena kehadiran Ka BIN dalam pertemuan tersebut dimana biasanya pemerintah dapat memposisikan pejabat lain untuk mendampingi Presiden.
"Kehadiran langsung Ka BIN dalam pertemuan ini dapat pula diartikan sebagai bantahan kecemasan banyak pihak bahwa pendekatan penyelesaian kerusuhan yang terindikasi ditunggangi kelompok pemberontak ingin diselesaikan melalui jalan konsolidasi," kata dia.
Dia mengatakan, kehadiran Ka BIN bukan hanya sebagai jembatan penghubung melainkan mengkonfirmasi beberapa hal antara lain, pertama keputusan presiden sebagai respon dari permintaan 61 tokoh papua adalah keputusan yang didasari dari produk analisa intelijen yang memberikan wawasan memadai dalam pengambilan keputusan.
Baca: Dua Surat Xananao Gusmao untuk Keluarga Almarhum BJ Habibie
Kedua produksi informasi intelijen memberikan kepastian dalam pertimbangan dan rekomendasi kepada presiden untuk membuat keputusan yang selalu bertujuan pengamanan penyelenggaraan pemerintah.
Terakhir menegasikan bahwa hubungan antara intelijen dan pembuatan keputusan adalah kunci dalam konteks kemampuan mengamankan kepentingan negara.
Baca: Ada Banyak Kenangan Bersama Ashanty, Anang Hermansyah Rela Rumah Mewahnya Dijual
"Karena intelijen harus bersifat akurat untuk memelihara pembuatan keputusan yang valid," tegasnya.
Maka dari itu, lanjut Ireng, kehadiran Kepala BIN secara terang-terangan dalam pertemuan ini sebagai salah satu sikap yang baik dan konstruktif, serta layak mendapatkan apresiasi karena telah memperlihatkan wajah organisasi telik sandi ke muka publik dengan tindakan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
"Tindakan yang relevan untuk mem-back up pemimpin negara dalam memformulasikan kebijakan yang menyangkut kepentingan negara sehingga kepastian keputusan dapat dilindungi," ujarnya.