Universitas YARSI Dipercaya Gelar Konferensi Bioinformatika Terbesar Se-Asia Pasifik
Perkembangan ilmu bioinformatika di Indonesia bisa dibilang agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Pasifik.
Editor: Hasanudin Aco
"Namun, Indonesia belum pernah sekalipun mendapatkan kepercayaan sebagai tuan rumah pertemuan internasional ini," ungkap Rika.
Masih menurut Rika, sejak tahun 2016, Pusat Penelitian Genetik Universitas YARSI telah mencoba mengajukan bidding kepada APBioNet untuk membawa InCoB ke Indonesia.
Akhirnya kegigihan perjuangan tersebut membuahkan hasil dengan ditunjuknya Indonesia melalui Universitas YARSI sebagai tuan rumah InCoB 2019.
"Saya kira semua setuju jika usaha ini patut disyukuri dan disambut dengan baik oleh pemerintah dan komunitas ilmiah di Indonesia, karena dunia internasional mulai mengenali dan mengapresiasi perkembangan bioinformatika di Indonesia," tutur dosen terbaik sains dan teknologi dari LL Dikti 2018 lalu dan finalis dosen berprestasi nasional bidang sains dan teknologi dari Ristek Dikti.
InCoB tahun 2019 mengambil tema “Bioinformatics for Precision Medicine”, dan telah sukses berlangsung dari tanggal 9-12 September 2019, lalu.
Di forum InCoB telah melibatkan 8 pembicara utama, sesi diskusi panel, kiosks dan demo perangkat lunak, beberapa sesi oral parallel dan sesi poster.
Para pembicara inti antara lain adalah :
Prof Sir Munir Pirmohameo999d, MB ChB (Hons), PhD, FRCP, FRCP(E), FBPhS, FMedSci. University of Liverpool
Prof Katsushi Tokunaga, The University of Tokyo
Prof Christine Orengo, University College London
Dr Denis Bauer. CSIRO Australia
Prof. Stuart C. Ray, MD, FACP, FIDSA. John Hopkins Medicine
Prof Adrian Hill, Oxford University.
"Kami sangat senang memiliki 10 keynote speaker dan plenary speaker di konferensi ini. Kami juga menyediakan Empat workshop gratis yang telah kami sediakan untuk semua peserta InCoB 2019, sukses direspon mereka. Dua diantaranya didukung oleh GOBLET. Kami berterima kasih banyak kepada mereka atas waktu dan kontribusi yang signifikan untuk konferensi ini,"ungkap Rika.
Program InCoB 2019 call-for-papers dan call-for-poster sungguh menarik lebih dari 200 partisipan. Panel review di isi oleh lebih dari 70 ahli di bidangnya, dari 20 negara yang berbeda. Setiap paper dan poster harus melalui setidaknya satu peer review.
Proses review yang ketat menerima sebanyak 50 presentasi lisan yang terdiri dari 15 presentasi oral kilat, 34 poster, 4 lokakarya, 2 highlight, 2 software demo, dan 1 sesi breakout.
"Makalah lengkap yang diterima, saat ini proses dalam pertimbangan untuk publikasi di salah satu jurnal yang berpartisipasi, yaitu BMC Genomics, BMC Medical Genomics, BMC System Biology, BMC Bioinformatics, Giga Science, PeerJ, dan Computational Biology and Chemistry (CBAC)," ungkapnya.
Dalam moment InCoB juga diawali dengan rapat tahunan Global Organisation for Bioinformatics Learning, Education & Training (GOBLET) dan South East Asian Pharmacogenomics Research Network (SEAPharm)
GOBLET sendiri merupakan organisasi tingkat dunia untuk pembelajaran, edukasi dan pelatihan di bidang bioinformatika. Organisasi ini menetapkan standar internasional untuk pembelajaran, mengembangkan kurikulum dan materi pembelajaran, melatih para pendidik dan trainer di bidang bioinformatika.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.