Jadi Ekowisata, Hutan Hujan Tropis Terluas di Jawa,Balai TNGHS Dihuni 700 Flora dan 264 Jenis Burung
Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) berstatus sebagai kawasan hutan hujan tropis terluas di Pulau Jawa.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) berstatus sebagai kawasan hutan hujan tropis terluas di Pulau Jawa.
TNGHS yang berlokasi di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dihuni beragam jenis hayati, yakni 700 jenis tumbuhan, 264 jenis burung serta tiga spesies kunci, Macan Tutul, Owa Jawa dan Elang Jawa.
Di Balai TNGHS sendiri dibangun penginapan Cikaniki Resort. Cikaniki yang dibangun pada jaman Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) era Marzuki Usman itu diperuntukkan sebagai pusat konservasi keanekaragaman hayati dan ekowisata.
"Untuk kawasan resort di Cikaniki ini dibangun tahun 1996 sampai 2009 digunakan untuk penelitian, fungsinya untuk research base tourism alias wisata yang memang fokus kepada penelitian seperti Bird Watching, Raptor Watching juga ada Primata Watching lokasi ini kaya dengan lokasi-lokasi khusus kepada penelitian," ujar tim Peneliti Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNGHS Wardi Septiana di Cikaniki Resort, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/9/2019).
Wardi memaparkan, Balai TNGHS sedang menggalakkan wisata berbasis edukasi alam berjuluk ekowisata.
Tujuan dari ekowisata atau ekotourism ada ekologi, ekonomi dan edukasi atau bagaimana mengembangkan sektor pariwisata yang berwawasan lingkungan.
Tentu saja, kata Wardi, dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
"Jadi bagaimana pengunjung tidak sekedar datang bersenang-senang lalu pulang, tapi minimal bagaimana bisa merubah sikap mereka untuk ramah lingkungan atau ikut berpartisipasi menjaga kawasan konservasi," katanya.
Wardi menjabarkan, potensi wisata di wilayah Cikaniki terdiri dari Perkebunan Teh Malasari, Jamur Fosfor atau Glowing Mushrom, dan Canopy Trail.
"Untuk wisata air ada Curug Macan dan Curug Kuda Paeh. Tren wisata saat ini back to nature kembali ke alam, ada pengunjung sengaja datang ke sini berbicara tentang kondisi udara Jakarta yang tidak sehat ketika sampai di sini mereka menikmati bahkan sampai menginap selama 3 hari," ujar Wardi.