KLHK Kembangkan 17 Objek Ekowisata Potensial di Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang serius mengembangkan 17 objek wisata yang dinilai memiliki potensi ekowisata.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang serius mengembangkan 17 objek wisata yang dinilai memiliki potensi ekowisata Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Dari 17 objek wisata tersebut, 10 objek wisata sudah berstatus berjalan pengembangannya. Sementara 7 objek wisata lainnya tengah dilirik pihak investor untuk dikembangkan lebih lanjut.
"Salah satu yang sudah kita kembangkan dengan konsep ekowisata itu adalah di kawasan Cikaniki," ujar tim Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNGHS Koko Komarudin di Cikaniki Research Station, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/9/2019).
Menurut Koko, selain melakukan manajemen konservasi sebagai tugas utama, saat ini pihaknya juga tengah fokus mengenjot potensi ekowisata di kawasan TNGHS.
Sementara tim Pengendali Ekosistem Hutan lainnya, Wardi Septiana, menambahkan, salah satu ekowisata yang saat ini tengah dikembangkan intensif adalah ekowisata kawasan Cikaniki yang difokuskan pada untuk penelitian.
"Dalam konsep ini kita tidak hanya semata-mata memberi pilihan wisata pemandangan tetapi juga edukasi mengenai ekosistem tumbuhan maupun binatang," katanya.
Baca: Kembali Dipanggil Presiden Joko Widodo, Adian Napitupulu Justru Minta Ampun Soal Jabatan Menteri
Baca: Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 6,4, Minggu (22/9/2019) Guncang Maluku, Ini Penjelasan BMKG
Awalnya, kata Wardi, pengembangan ekowisata baru sebatas dikembangkan di Taman Nasional Gunung Halimun. Namun, sejak 2003 pengembanganya meluas ke Taman Nasional Gunung Salak hingga saat ini.
Sejumlah objek ekowisata di Balai TNGHS sendiri memiliki potensi bagus adalah penangkaran elang Jawa di Loji dan ekowisata Sukamantri.
Menurut data, kawasan TNGHS saat ini memiliki lebih dari 264 spesias burung dan lebih dari 700 tumbuh tumbuhan. Kawasan TNGHS pada data 2017 disebutkan memiliki luas 87.699 hektare yang berstatus sebagai taman nasional dan berstatus sebagai kawasan hutan lindung dan produksi seluas 105.072 hekatare.