Demo Mahasiswa di DPR: 90 Orang Diamankan, 265 Mahasiswa Terluka, 1 Luka Serius & Jalani 2 Operasi
Demo mahasiswa di DPR berakhir ricuh. Sebanyak 90 orang diamankan, 265 mahasiswa terluka dan 1 di antaranya luka serius hingga jalani 2 operasi.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Demo mahasiswa yang memprotes rancangan undang-undang di gedung DPR pada Selasa (24/9/2019) berakhir ricuh.
Polisi mencatat ada 90 orang yang diamankan dan 265 mahasiswa terluka.
Dari ratusan mahasiswa tersebut ada 1 mahasiswa yang mengalami luka serius bahkan menjalani 2 operasi.
Aksi damai mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia menuntut rancangan undang-undangan yang dinilai bermasalah berakhir ricuh.
Kericuhan dimulai saat pihak kepolisian menembakkan gas air mata ke demonstran pada Selasa sore.
Baca: Potret Ketua DPR yang Terkena Gas Air Mata saat Akan Temui Mahasiswa, Lari Amankan Diri ke Pos
Baca: Selain Poster Kocak Minta Disahkan dengan Anya Geraldine, Aksi Mahasiswa Demo Pakai BMW juga Viral
Mahasiswa sebelumnya sempat memblokade Jalan Tol Gatot Subroto di depan Gedung DPR.
Sekitar pukul 16.00 WIB, demonstrasi mulai ricuh.
Sekumpulan mahasiswa berusaha untuk menerobos masuk ke Gedung DPR.
Kondisi tersebut membuat polisi menembakkan air dari mobil water cannon ke arah mahasiswa.
Mengutip dari Kompas.com, terdapat dua mobil yang dikerahkan.
Kerusuhan pun tak bisa terhindarkan.
Massa yang mendapat semprotan terus melakukan perlawanan dan melempari polisi dengan botol, bambu serta bebatuan.
Polisi lalu menembakkan gas air mata dan flare untuk membuat massa bubar
Massa terpecah hingga kerusuhan tak dapat lagi dihindarkan di sejumlah titik.
Amarah massa mereda setela pasuka marinir turun sekitar pukul 20.30 WIB.
Namun, semakin malam, oknum-oknum yang entah tak diketahui darimana asalnya datang dan melakukan perusakan pos polisi.
Bentrokan pun tak dapat dihindarkan.
Berikut ini kabar soal demo mahasiswa di DPR dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber.
1. Polisi amankan 90 orang
Dalam insiden tersebut, polisi mengamankan 90 orang peserta aksi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menduga, perusuh tidak berasal dari mahasiswa pendemo.
"Polda Metro sudah mengamankan 90 orang,"
"Itu (malam hari) sudah perusuh. Sudah disampaikan kalau demo yang damai, selesainya harus damai. Kalau malam tidak segera bubar, maka jadi perusuh," katanya, Rabu (25/9/2019) dikutip dari Kompas.com.
Polisi masih meminta keterangan dari para perusuh tersebut.
Baca: 6 Fakta Demo Mahasiswa Rusuh, Hoax Ada Korban Meninggal Hingga Ada Korban Pemukulan Polisi
Baca: Sejumlah Mahasiwa dari Luar Jakarta Terpisah dari Rombongan Setelah Ricuh di Gedung DPR
2. Sebanyak 265 mahasiswa terluka
Demo yang berakhir kerusuhan tersebut juga mengakibatkan 265 mahasiswa terluka.
Dari ratusan mahiswa tersebut, beberapa di antaranya harus dirawat inap di rumah sakit.
"Kita sudah mendatakan ada sebanyak 254 (mahasiswa) yang dirawat jalan di beberapa rumah sakit. Kemudian, ada 11 orang yang dirawat inap," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/9/2019) dikutip dari Kompas.com.
Hingga saat ini, polisi masih belum bisa memastikan penyebab luka-luka yang dialami mahasiswa tersebut.
Akan tetapi beberapa mahasiswa diketahui terkena gas air mata hingga dorongan.
"Ada mahasiswa yang kena gas air mata. Kemudian, karena dorongan mereka lari dan lain-lain kita masih dalami sebabnya apa," katanya.
Ratusan mahasiswa yang mengalami luka-luka dirawat di sejumlah rumah sakit di Jakarta di antaranya yakni RSPP dan RS Pelni
3. Satu mahasiswa luka serius di kepala
Satu orang mahasiswa yang ikut aksi unjuk rasa mengalami luka serius di kepala.
Ia adalah Faisal Amir, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Al Azhar Indonesia.
Diduga ia mengalami luka akibat benda tumpul.
"Ada luka di kepala belakang, harus operasi. Kelihatannya kena benda tumpul karena berdarah," ujar Dekan Fakultas Hukum Universitas Al Azhar Indonesia, Yusuf Hidayat, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/9/2019).
Selain luka di kepala, Faisal Amir juga mengalami cidera di bahunya.
Menurut Yusuf, hingga saat ini, Faisal telah dua kali menjalani operasi yakni pada Selasa malam dan Rabu Pagi.
"Bahunya juga ada yang patah, itu dioperasi. Tangannya luka-luka, tapi yang paling parah kepala," katanya.
Yusuf juga membantah kabar yang menyatakan Faisal telah meninggal.
Kabar tersebut, ditegaskan Yusuf merupakan hoaks karena saat ini Faisal telah melewati masa kritis.
Sementara itu, kakak Faisal, Rahmat Ahadi (27), mengatakan, sang adik mengalami luka di jidat kiri sampai kepala bagian belakang.
"Dari hasil rontgen, Faisal mengalami luka retak dari jidat kiri sampai ke bagian kepala sebelah kanan."
"Kemudian, bahu kanannya patah dan ada luka memar di dada sampai lengannya," katanya, Rabu (25/9/2019) dini hari, dikutip dari Tribun Jakarta.
Saat ini Faisal dirawat intensif di RS Pelni.
Rahmat juga menyebut bahwa sang adik terpencar dari rombongan.
Faisal lalu ditemukan oleh mahasiswa lain dalam keadaan tidak sadar.
"Dia terpencar dari rombongan setelah polisi menembaki gas air mata, teman-temannya enggak tahu di mana dia,"
"Kemudian ada seorang mahasiswa lainnya sekira pukul 17.40 WIB menemukan Faisal sudah enggak sadar di dekat Restoran Pulau Dua," katanya.
(Tribunnews.com/Miftah/Kompas.com/Tribun Jateng)