31 Orang Meninggal Dunia dan 6.311 Orang Mengungsi Akibat Rusuh di Wamena
Korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, terus bertambah.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, terus bertambah.
Tercatat hingga saat ini korban meninggal dunia mencapai 31 orang dan korban luka-luka 76 orang.
Selain itu, 6.311 orang mengungsi akibat peristiwa tersebut.
“Korban meninggal di Wamena sudah 31 orang hari ini, dan luka-luka 76 orang. Jenazah yang diberangkan ke Jayapura ada 23,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal, Kamis (26/9/2019).
Sedangkan masyarakat yang diberangkatkan dari Wamena ke Jayapura sebanyak 1.310 orang.
Baca: Tiang dan Jaring Tempat Golf di Jepang Menimpa Belasan Rumah
“Mereka diberangkatkan dengan pesawat Polisi CN 295, Trigana Air, Wings Air, Hercules, dan CN AI2318 TNI AU,”ungkapnya.
Sementara korban luka yang dirujuk ke Rumah Sakit di Jayapura sebanyak 10 orang.
Untuk data pengungsi, di Polres Jayawijaya 2147 orang, Kodim 1702 Jayawijaya 2000 orang, Batalyon 757/WMS 133 orang, Bandara 205 orang, Koramil Kota 250 orang, Polsek Wamena 300 orang, DPRD Jayawijaya 500 orang, dan Hereka 777 orang.
Kerugian material akibat kerusuhan di Wamena, Mobil 224 unit, motor 150 unit, rumah/ruko 465 unit, rumah 165 unit, perkantoran 20 unit (5 dibakar), fasilitas umum 15 unit.
Baca: Bebby Fey Bongkar Foto-foto Atta Halilintar Saat Bertemu, Mantan Ria Ricis: Udah Roadshow TV-nya?
Guna pemulihan situasi kota Wamena agar berangsur kondusif, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jayawijaya menggelar sosialisasi pesan damai dan menyampaikan duka cita.
Ketua FKUB Kabupaten Jayawijaya Esmon Walilo, mengatakan, untuk memulihkan situasi Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, FKUB gencar turun ke lapangan guna melakukan sosialisasi dan memberikan pesan damai kepada seluruh masyarakat Jayawijaya.
“Kami berharap kejadian yang sudah terjadi tidak membawa dampak buruk dan kedepannya tidak akan terjadi lagi,”kata dia.
Baca: Korea Open 2019 - Meski Menang, Ganda Campuran Muda Indonesia Tak Puas Diri
Ia mengatakan, perlu ada rekonsiliasi yang difasilitasi pemerintah, dengan tujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi lagi.
“Sangat penting untuk kita membangun dan menjaga kearifan lokal yang disampaikan oleh tua-tua adat,”ujarnya.