Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diundang ke Istana oleh Jokowi, Ini Reaksi Aliansi BEM Seluruh Indonesia

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia merespon undangan dari Presiden Jokowi

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Diundang ke Istana oleh Jokowi, Ini Reaksi Aliansi BEM Seluruh Indonesia
SERAMBI INDONESIA/SERAMBI/M.ANSHAR
AKSI TOLAK UU KPK - Mahasiswa dari berbagai universitas di Aceh memadati halaman Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Kamis (26/9/2019). Mereka menuntut penolakan terhadap RUU KUHP, UU KPK, dan mengadili oknum perusak lingkungan. SERAMBI/M ANSHAR 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia
merespon undangan dari Presiden Jokowi untuk berdialog di Istana Negara Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Atas undangan itu, BEM Seluruh Indonesia ‎bersedia bertemu dengan Jokowi asalkan pertemuan dilakukan terbuka agar bisa disaksikan masyarakat.

"Menyikapi ajakan pertemuan dengan Presiden Jokowi, Aliansi BEM Seluruh Indonesia hanya bersedia bertemu apabila dilaksanakan terbuka dan disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional," ucap Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia, M Nurdiansyah dalam ‎keterangan tertulisnya.

Pertemuan itu juga harus menjamin bahwa nantinya akan ada kebijakan yang kongkret demi terwujudnya tatanan masyarakat yang lebih baik.

Baca: Detik-detik Polisi Jemput Ananda Badudu karena Danai Demo Mahasiswa, Pintu Kamar Digedor Dini Hari

Baca: 7 Soto Enak di Solo, Cocok untuk Menu Sarapan Pagi dan Langganan Presiden Jokowi

Baca: Sinopsis Maximum Risk, Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini Pukul 23.00 WIB

"Presiden harus menyikapi berbagai tuntutan mahasiswa yang tercantum di dalam 'Maklumat Tuntaskan Reformasi" secara tegas dan tuntas," tegas M Nurdiansyah.

Nurdiyansyah mengatakan tuntutan mahasiswa telah disampaikan secara jelas di berbagai aksi maupun media.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini bukanlah sebuah pertemuan tetap sikap tegas Jokowi terhadap tuntutan mahasiswa.

Menengok ke belakang, ‎Nurdiyansyah mengungkapkan belajar dari pertemuan BEM seluruh Indonesia dengan Jokowi di 2015, pertemuan itu digelar terurup dan hasilnya malah membuat gerakan mahasiswa menjadi terpecah belah.

Ribuan mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). Pada demo yang menolak Revisi UU KPK dan menolak RKUHP berakhir rusuh. Tribunnews/Jeprima
Ribuan mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). Pada demo yang menolak Revisi UU KPK dan menolak RKUHP berakhir rusuh. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

"Dalam sejarah lima tahun lalu, ruang dialog dengan pemerintah sangat terbatas. Aliansi BEM Seluruh Indonesia pernah diundang ke Istana Negara satu kali pada 2015. Akan tetapi undangan tersebut dilakukan di ruang tertutup. Hasilnya jelas, gerakan mahasiswa terpecah," imbuhnya.

Sebelumnya, Jokowi mengatakan mengundang perwakilan mahasiswa, terutama yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Jokowi bakal bertemu dengan mereka di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (27/9/2019).

"Besok (hari ini) kami akan bertemu dengan para mahasiswa terutama dari BEM," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/9/2019) kemarin.

Jokowi menghargai aksi demonstrasi yang dilakukan ribuan mahasiswa di sejumlah daerah, termasuk di Gedung MPR/DPR, Jakarta. Menurutnya, aksi turun ke jalan yang dilakukan para mahasiswa sebuah bentuk demokrasi di Indonesia.

Ketika bertemu dengan puluhan tokoh senior di Istana Merdeka, Jokowi juga menegaskan jangan ada pihak-pihak yang meragukan komitmen dirinya atas demokrasi di Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas