Ibu Hamil Tertembak Saat Unjuk Rasa di Kendari, Polri Menduga Tembakan Dari Atas
Iqbal menduga tembakan yang mengenai ibu hamil itu berasal dari arah atas. Ibu hamil itu sendiri berada dua hingga tiga kilometer dari lokasi.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang ibu hamil diduga ikut tertembak saat aksi unjuk rasa mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9) kemarin.
Diketahui, dua orang mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) bernama Randi dan Yusuf meninggal dunia dalam aksi unjuk rasa di DPRD Kendari.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan berdasarkan informasi yang diperoleh pihaknya, ibu hamil tersebut adalah warga sipil dan bukannya pendemo.
Iqbal menduga tembakan yang mengenai ibu hamil itu berasal dari arah atas. Ibu hamil itu sendiri berada dua hingga tiga kilometer dari lokasi.
Baca: Jelang Akhir Periode DPR 2014-2019, Golkar: Sebaiknya Pengesahan RUU Ditunda
"Ada seorang ibu hamil yang rumahnya dua sampai tiga kilo dari lokasi terkena tembakan. Ini sedang dilakukan penyelidikan. Dugaan tembakan dari atas," ujar Iqbal di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2019).
Kini kepolisian tengah melakukan penyelidikan dari proyektil peluru yang ditemukan dari ibu hamil tersebut.
Mantan Wakapolda Jawa Timur itu berharap penyelidikan itu dapat membantu polisi mengungkap pelaku yang menewaskan dua mahasiswa UHO yakni Randi dan Yusuf.
"Yang ditemukan ibu itu (proyektil peluru). Mudah-mudahan ini bisa membuat terang insiden ini. Itu akan kami uji. Tapi informasi ini masih dugaan," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membentuk tim investigasi gabungan guna mengusut kasus meninggalnya dua mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara, saat melakukan unjuk rasa di depan DPRD Kendari, Kamis (26/9) kemarin.
"Pak Kapolri sudah membentuk tim investigasi gabungan untuk mencari tahu siapa pelakunya," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2019).
Apabila memang aparat terbukti yang menjadi pelaku, ia menegaskan Polri akan menindak tegas kepada yang bersangkutan.
"Apabila pelakunya nanti terbukti secara scientific aparat, kita akan proses hukum pidana sesuai mekanismenya. Kita akan tindak tegas, apabila aparat," imbuhnya.
Ia mengatakan Kapolri sendiri telah mengirimkan dua tim ke Kendari sejak Kamis (26/9) kemarin. Yakni satu tim Profesi dan Pengamanan (Propam) dan satu lagi tim dari Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum).
Mantan Wakapolda Jawa Timur itu menyebut kedua tim yang dikirim ke Kendari itu masing-masing dipimpin oleh Pati berpangkat Brigjen.
"Mereka bekerja untuk memastikan apakah ada kesalahan SOP atau hal lain," tandasnya.