Ray Rangkuti: Polisi Represif, Mahasiswa Semakin Tidak Takut
Presiden Jokowi mengaku sudah mengingatkan Kapolri agar anggotanya tidak bersifat represif saat mengamankan aksi demo.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sanusi
Hasto menambahkan, pihaknya juga turut berduka atas meninggalnya dua mahasiswa tersebut dan turut menyesalkan jatuhnya korban dalam proses demokrasi menyampaikan pendapat tersebut.
"Sebenarnya hal tersebut tidak perlu terjadi, dan bapak Presiden Joko Widodo memberikan atensi yang cukup besar. Apapun ketika kita memilih jalan demokrasi, seharusnya telah tersedia mekanisme untuk menyelesaikan berbagai persoalan dengan cara bermusyawarah," kata Hasto.
Hasto juga mengimbau kepada kepolisian dan para tokoh masyarakat agar bersama-sama menjaga keamanan dan ketentraman bersama untuk menciptakan suasana aman.
"Sehingga berbagai demonstrasi yang kita lihat, arahnya sudah anarkis dan tidak sesuai dengan budaya kita, ke depan hendaknya dilaksanakan dengan bijak," ucap Hasto.
Sebelumnya, seorang mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo (UHO), semester 7 angkatan tahun 2016 La Randi (21) tewas terkarena peluru tajam yang menembus dari ketiak kiri hingga menembus dada kanan.
Sedangkan pada Jumat, korban meninggal pun bertambah, yaitu mahasiswa jurusan Teknik D-3 UHO Kendari Mu Yusuf Kardawi (19) setelah menjalani perawatan intensif pascaoperasi di RSU Bahteramas Kendari. Yusuf meninggal dunia sekitar pukul 04.00 WITA.
Hasil Otopsi
Ketua tim dokter ahli forensik RSUD Kendari, dr Raja Al Fatih Widya Iswara, memastikan, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari, Randi (21), tewas akibat tertembak peluru tajam.
Berdasarkan hasil otopsi yang dilakukan tim gabungan dokter terhadap jenazah korban, Randi terkena peluru tajam pada bagian ketiak sebelah kiri tembus ke dada kanannya.
"Tidak kami temukan selongsong peluru, tapi ditembak dengan senjata api. Terkena pembungkus jantung dan paru-paru sebelah kanan dan sebelah kiri, hingga mengalami pendarahan," kata Raja, di RS Bahteramas, Jumat (27/9/2019).
Randi mengalami luka pada ketiak sebelah kiri dengan diameternya 0,9 sentimeter dan luka dada kanan 2,1 sentimeter.
Proses otopsi berlangsung Kamis (26/9/2019) sejak pukul 22.30 Wita dan baru selesai pada Jumat (27/9/2019) pukul 02.30 Wita.
Randy terkena tembakan di depan BPR Bahteramas Sultra Jalan Abdullah Silondae, Kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, atau sekitar 500 sampai 600 meter dari Gedung DPRD Sultra, pusat lokasi unjuk rasa mahasiswa.
Sebelum dipastikan meninggal dunia, Randi sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Korem Kendari pada pukul 15.30 Wita.
Pukul 15.44 Wita, Randi mengembuskan napas terakhir.
Jangan berspekulasi