Berlangsung Damai, Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI Dipusatkan di Patung Kuda
Peserta aksi unjuk rasa tertahan untuk menuju Istana Negara karena akses jalan diblokade pihak kepolisian dengan menggunakan kawat berduri.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Unjuk rasa dengan skala massa besar kembali terjadi di ibu kota pada akhir pekan, Sabtu (29/9/2019) kemarin.
Unjuk rasa tersebut menamakan Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI dengan membawa sejumlah tuntutan pasca-gelombang unjuk rasa mahasiswa.
Namun, unjuk rasa ribuan orang dengan membawa atribut bendera tauhid tersebut dilakukan di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Mulanya massa tersebut melakukan long march dari Bundaran HI dan berencana menyampaikan orasi di depan Istana Negara di Jalan Medan Merdeka Utara.
Namun, mereka tertahan untuk menuju Istana Negara karena akses jalan diblokade pihak kepolisian dengan menggunakan kawat berduri.
Selain itu, water canon, dua Barakuda hingga pasukan pengurai massa juga disiagakan di lokasi.
Massa telah berkumpul di seputaran Patung Kuda sejak 11.00 WIB.
Mereka langsung memadati kawasan Monas dan sekitarnya seiring membentangkan bendera di jembatan penyeberangan orang (JPO).
Sementara, polisi dengan perlengkapan keamanan lengkap masih berjaga-jaga.
Baca: ISTAFest Diharapkan Percepat Indonesia Jadi Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Kelas Dunia
Mereka mengawalinya aksi dengan membaca doa.
"Aksinya ini adalah aksi damai. Agar Indonesia damai. Selamatkan NKRI," teriak seorang orator yang berada di atas mobil.
Pihak kepolisian melakukan pengamanan ketat terhadap unjuk rasa tersebut agar berlangsung aman dan tertib.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan pihaknya menyiagakan 16.000 personel untuk pengamanan unjuk rasa ini.
Mereka berasal dari unsur TNI, Polri dan aparat pengamanan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Kepolisian bekerja sama dengan Dinas Perhubungan juga melakukan pengalihan arus kendaraan, termasuk lalu lintas TransJakarta yang biasanya melewati jalur konsentrasi massa.
Baca: 6 Alasan Cewek Lama Jomblo Malah Terlihat Lebih Bahagia dan Betah Sendiri daripada Punya Pacar
Sebanyak 342 anggota Polantas disiagakan di sejumlah titik untuk pengalihan arus lalu lintas.
Sejumlah aspirasi disampaikan massa melalui orator.
Di antaranya permintaan pemulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air hingga permintaan agar Presiden saat ini sekaligus petahana, Joko Widodo (Jokowi), mengundurkan diri.
Bahkan, Ketua Panitia Aksi Mujahid 212 Edy Mulyadi menyinggung isu adanya mobil ambulans Pemprov DKI maupun PMI yang membawa batu saat demo anarkis di kawasan komplek DPR pada Kamis dini hari, 26 September 2019.
Menurutnya, dengan adanya sejumlah permasalahan di Tanah Air belakangan ini, maka saat ini Indonesia perlu diselamatkan, termasuk dari kejahatan korupsi.
Baca: Bus Sugeng Rahayu Serempet Motor Menewaskan Seorang Pelajar Berusia 11 Tahun
"Kita berkumpul di sini dengan satu niat, niat kita ingin menggapai ridha Allah. Karena Indonesia yang kami cintai harus diselamatkan, harus diselamatkan dari tangan-tangan jahat, dari tangan korup, dari tangan-tangan penguasa yang hatinya penuh kebencian terhadap Islam," kata Edy.
Usai menyampaikan orasi di Patung Kuda, massa bergerak berjalan menuju Masjid Istiqlal, yang berjarak sekitar 2 Km.
Kepolisian kembali membuka jalan Medan Merdeka dan akses jalan lain yang melewati Istana Negara, setelah massa membubarkan diri. (tribun network)