Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kontroversi Film G30S: Fakta Adegan Penyiksaan hingga Sosok di Balik Penghentian Penayangan Film

Film G30S mengisahkan upaya percobaan kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan membunuh sejumlah jenderal TNI.

Penulis: Daryono
Editor: Gigih
zoom-in Kontroversi Film G30S: Fakta Adegan Penyiksaan hingga Sosok di Balik Penghentian Penayangan Film
WIKIPEDIA
Pierre Tendean menjadi korban keganasan G30S/PKI 

Ia mengunjungi sendiri para tertuduh di tahanan, dan dari bincang-bincang dengan para perempuan itu, dia sendiri ragu mereka pelakunya.

“Para perempuan itu diambil dari daerah Senen dan dipaksa mengaku mereka melakukan penyiksaan kepada Pierre,” kata Ibu Mitzi dalam wawancara itu. Wawancara lengkap saya ini diterbitkan di majalah D&R tahun 1999.

3. Sosok di Balik Penghentian Film G30S

Mengutip Kompas.com, ketika Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya, 21 Mei 1998, mulai banyak pihak mengkritisi film G30S.

Film yang sejak semula memang tujuannya sebagai film propaganda di era pemerintahannya.

Ini diperkuat oleh hasil riset beberapa sejarawan yang baru terungkap setelah Presiden Soeharto berhenti.

Dari rujukan-rujukan yang diperoleh Imelda Bachtiar, setidaknya ada tiga tokoh sentral yang berperan dalam dihentikannya pemutaran film G30S

BERITA TERKAIT

Mereka adalah almarhum Marsekal Udara Saleh Basarah, Menteri Penerangan Yunus Yosfiah, dan Menteri Pendidikan Juwono Sudarsono.

Mantan Kaskopkamtib, Jenderal (Purn) Widjoyo Suyono, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, Mantan Wakil Presiden, Try Sutrisno, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, dan Mantan Menhan, Juwono Sudarsono (ki-ka), berdialog dalam acara Temu Generasi Bangsa, di Aula Bhineka Tunggal Ika, Gedung Kemenhan, Jakarta, Senin (1/10/2012). Dialog tersebut digelar dalam rangka menyambut HUT ke-67 TNI. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Juwono Sudarsono (memegang mik) TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Majalah Tempo menulis, Menteri Pendidikan Juwono Sudarsono saat itu mengatakan, ia pernah ditelepon Marsekal Udara Saleh Basarah, Kepala Staf Angkatan Udara KSAU (1973-1977) sekitar bulan Juni-Juli 1998.

"Beliau keberatan karena film itu mengulang-ulang keterlibatan perwira AURI pada peristiwa itu (30 September)," kata Juwono ketika diwawancarai 28 September 2012.

Sebagai menteri pendidikan kala itu, Juwono meminta kepada para ahli sejarah untuk meninjau kembali kurikulum pelajaran sejarah tingkat SMP dan SMA, khususnya yang memuat peristiwa-peristiwa penting. Supaya informasi yang diperoleh siswa didik lebih berimbang.

Baca: Pierre Tendean Jadi Korban G30S, Berbohong demi Melindungi AH Nasution

Ada pun Menteri Penerangan saat itu Letjend (Purn.) TNI Yunus Yosfiah, mengatakan, pemutaran film yang bernuansa pengkultusan tokoh, seperti film Pengkhianatan G30S, Janur Kuning, dan Serangan Fajar tidak sesuai lagi dengan dinamika Reformasi.

"Karena itu, tanggal 30 September mendatang, TVRI dan TV swasta tidak akan menayangkan lagi film Pengkhianatan G30S/PKI," ujar Yunus seperti ditulis dalam harian Kompas, 24 September 1998.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Seorang Anak SMP di Tahun 1984 dan Film Pengkhianatan G30S/PKI")

(Tribunnews.com/Daryono)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas