Kondisi Wilayah Terdampak Karhutla Mulai Pulih, BPPT Lanjutkan Hujan Buatan
Kepekatan kabut asap sudah mengalami penurunan cukup drastis pasca turunnya hujan dengan intensitas cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah beberapa bulan melakukan penanganan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui optimalisasi operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan, sejumlah wilayah terdampak pun kini mulai mengalami peningkatan kualitas udara.
Kepekatan kabut asap sudah mengalami penurunan cukup drastis pasca turunnya hujan dengan intensitas cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Seperti yang disampaikan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza.
Ia pun bersyukur karena operasi TMC yang telah dilakukan BPPT melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) mulai menghasilkan dampak positif.
Baca: Ahmad Basarah Didukung Maju sebagai Pimpinan MPR dari PDIP
"Alhamdulillah, kabut asap yang sebelumnya melanda sejumlah daerah di Sumatera dan Kalimantan saat ini berangsur hilang ya. Itu terjadi karena selama beberapa hari terakhir ini, hujan dengan intensitas cukup tinggi mengguyur sejumlah daerah yang mengalami karhutla," ujar Hammam, Senin (30/09/2019).
Hammam kemudian menjelaskan bahwa upaya penanganan karhutla dilakukan melalui penyemaian kapur tohor aktif atau Kalsium Oksida (CaO) dan Garam atau Natrium Klorida (NaCl).
Penyemaian pun telah dilakukan secara optimal untuk bisa mengatasi bencana tahunan ini.
"Kami telah melakukan penyemaian kapur tohor untuk mengurai partikel dan gas pada kabut asap, lalu menyemai garam ke potensi awan hujan hingga menghasilkan hujan buatan, itu kami lakukan terus menerus dan alhamdulillah berhasil," kata Hammam.
Operasi TMC ini berdampak pula pada menurunnya jumlah titik api (hotspot) serta membaiknya jarak pandang di wilayah terdampak karhutla.
"Jumlah titik hotspot pun mulai berkurang ya dan bagusnya sekarang jarak pandang sudah mulai kembali normal, artinya masyarakat sudah mulai bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa," jelas Hammam.
Ia menekankan bahwa BPPT berkomitmen untuk terus melakukan pemantauan pada wilayah yang terdampak karhutla demi mengantisipasi agar peristiwa itu tidak terulang kembali.
Dalam mengatasi bencana ini, pihaknya akan terus bekerjasama dengan lembaga terkait lainnya, yakni Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Kami akan terus memantau wilayah-wilayah tersebut untuk mengantisipasi agar hotspot tidak bertambah, dan kami akan tetap bersinergi dengan BMKG dan BNPB," pungkas Hammam.
Sementara itu, sebelumnya, Kepala BBTMC BPPT Tri Handoko Seto mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan melalui sejumlah Posko Operasi TMC.
"Kami pantau secara keseluruhan untuk akuntabilitas keberhasilan operasi TMC dari beberapa Posko TMC BBTMC-BPPT," ujar Seto, di Jakarta, Minggu (29/9/2019).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.