Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peringati Hari Batik Nasional, Khofifah Indar Parawansa Akui Dirinya Batik Holic

Hari Rabu (2/10/2019) masyarakat Indonesia memperingati Hari Batik Nasional, hal ini berdasakan pengakuan dunia atas kain milik Nusantara

Penulis: Sinatrya Tyas Puspita
Editor: Sri Juliati
zoom-in Peringati Hari Batik Nasional, Khofifah Indar Parawansa Akui Dirinya Batik Holic
Instagram @khofifah.ip
Peringati Hari Batik Nasional, Khofifah Indar Parawansa Akui Dirinya Batik Holic 

1. Menggenakan pakaian batik pada tanggal 2 Oktober 2019

2. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berujuan mempromosikan batik seperti pameran, peragaan busana, lomba membatik dengan teknik canting, dan lain-lain.

3. Menghias gedung instansi masing-masing dengan hiasan bernuansa batik selama 5 (lima) hari mulai tanggal 30 September s.d 5 Oktober 2019.

Baca: Lukas Graham Perdana Manggung di Indonesia Pakai Batik, Forchhammer: Baju Ini Sangat Spesial

Baca: 4 FAKTA Perayaan Hari Batik Nasional 2019, Digelar di Dua Kota, hingga Jokowi Hadiri Peringatan

Sejarah Batik

Batik memiliki sejarah panjang, di mana setiap corak atau motifnya mengandung filosofi atau makna yang begitu kental dengan nilai-nilai kehidupan.

Batik berasal dari bahasa Jawa “ambhatik”, dari kata “amba” yang berarti lebar, luas, kain; dan “titik” atau “matik” yang artinya menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar.

Dalam bahasa Jawa, batik ditulis “bathik”.

Berita Rekomendasi

Dengan demikian, pengertian batik adalah seni lukis di atas kain dengan menggoreskan malam (lilin) pada alat bernama canting.

Kerajinan batik di Tanah Air dipercaya sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.

Kemudian meluas keberbagai daerah dan khususnya ke Pulau Jawa setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.

Walaupun nama batik berasal dari bahasa Jawa, teknik batik diduga berasal dari Mesir Kuno atau Sumeria lebih dari 1.000 tahun lalu.

Teknik serupa batik juga merambah Tiongkok, India, Jepang, Afrika, dan Senegal ribuan tahun lalu, hingga ke Indonesia.

Motif-motif abstrak, motif candi, awan, wayang beber, dan lain sebagainya mulai dikembangkan pada masa itu.

Penulisan batik pun mulai ditujukan pada media yang berbeda.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas