Sempat Dilarang Pengurus, Mahasiswa Papua se-Jabodetabek Tetap Berdeklarasi di Anjungan Papua TMII
"Kami ingin Papua damai dan tidak rusuh. Kami tidak ingin Papua terjadi perang seperti di Poso," ucapnya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan mahasiswa Papua dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) hadir di anjungan Papua, taman mini Indonesia indah (TMII), Jakarta Timur (4/10/2019).
Pengurus ikatan mahasiswa Papua (IMASEPA), Mudin Lalobo sempat kecewa karena acara ini bukan untuk memberikan narasi perpecahan.
Baca: Kebijakan Presiden Joko Widodo di Kalimantan Timur, Membuat Ribuan Warga Luar Pindah ke Balikpapan
"Kami dilarang berdiskusi di anjungan, padahal kami tidak macam-macam, tidak ingin berorasi negatif," ucap Mudin Lalobo.
"Kami ingin Papua damai dan tidak rusuh. Kami tidak ingin Papua terjadi perang seperti di Poso," ucapnya.
Mudin menjelaskan rencananya ia dan rekan-rekannya akan berdeklarasi di dalam anjungan tersebut.
Namun hingga pada harinya, mereka dilarang berdeklarasi oleh pengurus anjungan.
Pengurus anjungan kepada Tribunnews.com sempat memberikan tanggapan acara deklarasi tersebut.
"Anjungan Papua ini hanya untuk acara kebudayaan. Kalau hanya sekadar berfoto dan membuat video tidak masalah. Jadi, tidak ada deklarasi mahasiswa Papua hari ini," ucap seorang pengurus wanita.
Lima poin deklarasi
Seorang alumni dari ikatan mahasiswa Papua (IMASEPA), Mudin Lalobo dalam pertemuan tersebut menyampaikan lima poin.
Baca: Mahasiswa Papua Jabodetabek Sampaikan Permintaan Maaf pada Warga Pendatang dan Serukan Perdamaian
Berikut lima poin yang disampaikan:
Pertama, kami gabungan mahasiswa Papua se-Jabotabek berpegang teguh kepada posisi bermasyarakat dan bernegara.
Kedua, kami akan menjaga kedamaian dan persaudaraan antara umat bangsa dan bernegara.