Tekan Eksodus, Pemerintah Jayawijaya Akan Minta Pembatasan Penerbangan Hercules ke Wamena
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya bakal meminta pembatasan penerbangan Hercules milik TNI.
Editor: Adi Suhendi
Sejumlah Puskesmas sudah membuka layanannya.
Baca: Anggota Ormas Dibacok di Pulo Gadung, Alami Luka Serius di Bagian Tangan Kiri
Di antaranya Puskesmas Ilekma, Asolokobal, Wamena Kota, Hom-Hom serta beberapa Puskesmas di Jayawijaya.
Pelayanan kesehatan juga tetap diberikan kepada pengungsi.
Selain itu, proses belajar mengajar di sekolah pun akan mulai kembali aktif pada Senin mendatang.
Menurut dia, ada 19 sekolah dari tingkat TK hingga SMK yang terdampak rusuh Wamena.
“TNI dan Polri, masyarakat serta pemerintah sudah kerja bhakti membersihkan sejumlah sekolah di Wamena. Pembersihan dilakukan di sekolah yang terkena dampak kerusuhan seperti SMP YPPK Santo Thomas, SMP Negeri II Wamena, SMP Negeri I Wamena,” katanya.
Terus berupaya pulihkan Wamena
Pemerintah terus berupaya memulihkan kondisi keamanan di Kota Wamena, Papua.
Upaya tersebut dilakukan agar tidak terjadi perpindah penduduk secara besar-besaran atau eksodus dari Wamena.
"Harus tercipta dulu (kondisi stabil) karena ini memberikan kenyakinan masyarakat situasi terjaga dengan baik, jadi mengurangi untuk eksodus. Ini yang diciptakan sekarang," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Baca: Kebijakan Presiden Joko Widodo di Kalimantan Timur, Membuat Ribuan Warga Luar Pindah ke Balikpapan
Baca: Soal Perppu KPK, Taufiequrachman Ruki: Presiden Jokowi Sudah Memiliki Komitmen, Tapi Dipatahkan DPR
Menurutnya, pemerintah melalui aparat keamanan pasti memberikan jaminan keselamatan bagi semua masyarakat yang ada di Wamena.
"Saat ini jumlah kekuatan (personil TNI/Polri) yang terlibat bagian dari salah satu upaya memberikan jaminan keamanan," katanya.
Saat kerusuhan di Wamena pada 23 September 2019, sejumlah warga pendatang mengungsi ke daerah lain.
Baca: Keran Impor Tekstil Dibuka,188 Pabrik Garmen di Jabar Bangkrut dan 68 Ribu Buruh di-PHK
Berdasarkan data Kementerian Sosial, sejak 23 September hingga 2 Oktober 2019 tercatat sebanyak 11.646 orang telah meninggalkan Wamena