Pertemuan dengan Jamstec Jepang, LIPI Berharap Tingkatkan Armada Kapal Riset
LIPI berharap dapat meningkatkan kapal armada riset dan melakukan pertemuan dengan pihak Jamstec.
Editor: Dewi Agustina
![Pertemuan dengan Jamstec Jepang, LIPI Berharap Tingkatkan Armada Kapal Riset](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/dr-tadashi-matsunaga-presiden-jamstec-dan-kepala-lipi.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berharap dapat meningkatkan kapal armada riset dan melakukan pertemuan dengan pihak Jamstec (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology), Senin (7/10/2019).
"Kemarin saya melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Jamstec di Kyoto. Lembaga ini adalah badan yang mengelola kapal riset di Jepang," ungkap Kepala LIPI Dr Laksana Tri Handoko M.Sc kepada Tribunnews.com, Selasa (8/10/2019).
Pertemuan tersebut dianggapnya sangat penting karena Indonesia sedang mempersiapkan armada kapal riset baru yang akan dikelola secara nasional melalui Konsorsium Riset Samudera (KRS) dengan LIPI sebagai koordinator.
Kapal riset merupakan salah satu infrastruktur riset yang sangat penting untuk mendukung berbagai program kelautan dan maritim, khususnya bagi Indonesia yang memiliki perairan laut yang sangat luas.
Baca: Lee Jeong Hoon Beri Klarifikasi Soal Perkataannya tentang Kekayaan yang Didapat Syahrini
"Saat ini kapal riset yang ada dikelola secara terpisah di berbagai institusi dan lembaga. Hal ini menimbulkan persoalan dan inefisiensi karena biaya pemeliharaan dan operasional yang tinggi. Di lain sisi tingkat pemakaian umumnya rendah," ujar Laksana.
Belajar dari pengalaman tersebut, mulai tahun 2018, KRS bersama Bappenas dan Kemenko Maritim telah memutuskan untuk dilakukan integrasi kapal riset, sekaligus pengadaan kapal riset baru, karena hampir seluruh kapal riset yang ada telah berusia di atas 20 tahun.
"Ke depan pengelolaan armada kapal riset dikelola oleh unit manajemen armada yang terpisah tetapi di bawah pengawasan LIPI. Ini untuk memastikan pengelolaan secara profesional sesuai standar internasional, serta mandiri secara pembiayaan tanpa bergantung pada anggaran pemerintah. Pemerintah hanya akan menyediakan pembiayaan untuk lebih kurang 600 hari layar per-tahun yang pemakaiannya dikompetisikan di kalangan peneliti di tanah air," kata Laksana.
![Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Laksana Tri Handoko M.Sc (kedua dari kiri) bersalaman dengan Dr. Tsunekawa sebagai pimpinan fasilitas riset Toray.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kepala-lipi-dan-pimpinan-riset-toray-jepang.jpg)
Kerja sama dengan Jamstec, menurutnya sangat strategis karena riset di laut tidak mengenal batas negara.
"Diperlukan kerja sama dan pertukaran data untuk memahami berbagai fenomena di laut yang tidak dapat dipisahkan secara fisik. Selain itu juga diperlukan kerja sama manajemen armada dan penguatan SDM pengelola," ujarnya.
Kerja sama juga diperlukan untuk meningkatkan tingkat pemakaian armada kapal riset sehingga bisa mencapai target minimal 300 hari layar per tahun untuk setiap kapal yang dimiliki.
Eksplorasi kerja sama global ini sangat strategis mengingat kapal riset dan riset kelautan secara umum adalah salah satu bentuk big science yang harus melibatkan pemakai global.
Baca: Kronologis Guru Honorer Tewas Dibunuh Tetangga Saat Sang Suami Bekerja di Papua
Selain dengan Jamstec, sejauh ini LIPI telah melakukan penjajakan kerja sama dengan pihak China, Brazil, Singapura, Taiwan, Belanda dan Perancis.
Dalam pertemuan ini pihak Jamstec sekaligus memperkenalkan Dr Tadashi Matsunaga sebagai Presiden Jamstec yang baru terhitung sejak 1 September 2019.
"Dr Matsunaga sangat mengapresiasi upaya Indonesia untuk pro-aktif meningkatkan aktivitas riset kelautan di kawasan dengan melibatkan negara-negara tetangga termasuk Jepang. Sudah sepantasnya Indonesia sebagai negara maritim terbesar memimpin riset-riset kelautan di masa depan," ujarnya.