Sukmawati Sukarnoputri Kritik Pernyataan Titiek Soeharto soal Demo Mahasiswa
"Apakah dia (Titiek Soeharto) tahu kalau sikon (situasi dan kondisi) sekarang sudah berbeda dengan 98?" kata Sukmawati.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PNI Marhaenisme, Sukmawati Sukarnoputri mengkritik Titiek Soeharto, putri mantan presiden Soeharto, terkait ucapannya mengenai demo mahasiswa.
"Saya mau nanggapin omongan Titiek Soeharto yang berkomentar bahwa Presiden Jokowi diharapkan mengaca kepada kejadian tahun 98 soal demo mahasiswa," ujar Sukmawati di kantor DPP PNI Marhaenisme, Jakarta, Rabu (10/10/2019).
Sukmawati memperlihatkan ucapan Titiek tersebut dilansir media online dan beredar di media sosial.
"Apakah dia (Titiek Soeharto) tahu kalau sikon (situasi dan kondisi) sekarang sudah berbeda dengan 98," kata Sukmawati.
Menurut Sukmawati, demo mahasiswa dan rakyat tahun 98 yang dimulai dengan munculnya era reformasi didasari atas protes terhadap rezim Soeharto yang berkuasa 32 tahun dan merugikan rakyat.
"Waktu itu, rakyat dan mahasiswa sudah jengkel dan muak terhadap kepemimpinan Soeharto. Apa dia (Titiek) tidak tahu? Silakan baca referensi soal itu, tulisan-tulisannya banyak baik dari pengamat nasional maupun internasional," kata Sukmawati.
Baca: 6 Polisi yang Bawa Senjata Api Saat Kawal Demo Mahasiswa di Kendari Dibebastugaskan
Sukmawati yang merupakan putri dari mantan presiden Sukarno ini mengatakan ada dua gelar saat itu yang diberikan kepada Soeharto.
"Supaya di (Titiek) cermati dan pelajari. Kedua gelar itu bukan profesor atau doktor tapi gelar sebagai pelanggar HAM dan koruptor," kata Sukmawati.
Jadi, menurut Sukmawati, jangan disamakan pribadi Soeharto dan Presiden Jokowi.
"Jokowi itu tidak ada track record pembunuh apalagi jagal manusia. Tolong sekali lagi, pelajari sejarah soal Orde Baru," ujar Sukmawati.