Akibat Postingan soal Wiranto: Dandim dan Anggota TNI AU Dicopot, Putri Amien Rais Dipolisikan
Peristiwa penusukan terhadap Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto ramai diperbincangkan di media sosial.
Penulis: Daryono
Editor: Sri Juliati
![Akibat Postingan soal Wiranto: Dandim dan Anggota TNI AU Dicopot, Putri Amien Rais Dipolisikan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/alasan-terduga-mengapa-wiranto-yang-jadi-korban-penusukan.jpg)
Akibat Postingan soal Wiranto di Medsos: Dandim Kendari Dicopot, Putri Amien Rais Dipolisikan
TRIBUNNEWS.COM - Peristiwa penusukan terhadap Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto ramai diperbincangkan di media sosial.
Sebagaimana diketahui, Wiranto ditusuk seorang pria saat melakukan kunjungan di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) kemarin.
Banyak warganet berempati terhadap apa yang dialami Wiranto.
Namun, ada pula sebagian warganet yang justru berkomentar miring.
Akibat postingan yang disampaikan oleh istri di media sosial, Komandan Kodim (Dandim) Kendari hingga anggota TNI AU mendapat sanksi.
Putri Amien Rais, Hanum Rais juga dilaporkan ke polisi terkait tweet-nya di Twitter.
Berikut rangkumannya, Jumat (11/10/2019).
1. Dandim Kendari Dicopot
Komandan Kodim Kendari, Kolonel Kavaleri Hendi Suhendi (HS) dicopot dari jabatannya akibat postingan istrinya di media sosial.
Istri perwira TNI AD tersebut diketahui mengunggah postingan nyinyir terkait peristiwa penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto.
Bukan hanya Dandim Kendari saja yang dicopot dari jabatannya akibat postingan nyinyir istri di media sosial.
Baca: Cerita Saleh Husin Tidak Tega Melihat Kondisi Menkopolhukam Wiranto
Seorang anggota TNI lainnya berpangkat Sersan Dua pun mengalami hal serupa.
“Kepada suami kedua individu ini telah memenuhi unsur pelanggaran terhadap UU No 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer."
"Suami salah satu individu tersebut adalah Kolonel HS yang merupakan Komandan Dandim Kendari."
"Kepadanya telah saya perintahkan melepas jabatannya sebagai konsekuensi serta 14 hari penahanan ringan," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019).
"Sementara untuk Sersan Dua Z juga telah dikeluarkan surat perintah melepas jabatan serta menjalani hukuman disiplin yang sama penahanan ringan 14 hari,” lanjut Andika Perkasa.
![Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa saat memberikan keterangan terkait polemik taruna Akademi Militer (Akmil) Enzo Zenz Allie di Mabes TNI Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Selasa (13/08/2019). TNI AD menyatakan tetap mempertahankan Enzo sebagai taruna Akmil, setelah yang bersangkutan menjalani tes lanjutan dan memperoleh hasil indeks moderasi bernegara sebesar 84 persen. Tribunnews/Jeprima](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/enzo-zenz-allie-dipertahankan-tni-ad-sebagai-taruna-akmil_20190813_185342.jpg)
Andika mengatakan proses administrasi pelepasan jabatan keduanya telah ditandatanganinya.
“Besok ini akan dilepas oleh Panglima Kodam Hasanuddin yang meliputi wilayah Sulawesi Tenggaa juga,” imbuh Andika.
Sementara itu, untuk istri pengunggah postingan di media sosial yang dimaksud, Andika mengatakan pihak TNI AD akan mendorongnya ke ranah peradilan umum.
“Karena postingan keduanya telah melanggar UU No 19 Tahun 2016 tentang UU ITE dan telah kami dorong ke ranah peradilan umum,” kata Andika.
Adapun status nyinyir yang dibuat istri Dandim Kendari berinisial IZN viral di media sosial, terutama Facebook.
"Jangan cemen pak,...Kejadianmu tidak sebanding dgn berjuta nyawa yg melayang," demikian bunyi status tersebut.
2. Anggota Satpomau Lanud Muljono Surabaya Dicopot
Tak hanya TNI AD, TNI Angkatan Udara (AU) juga memberikan sanksi terhadap seorang anggota TNI AU di Surabaya karena istrinya membuat komentar negatif terkait penyerangan terhadap Wiranto di media sosial.
Dikutip dari laman resmi TNI AU, tni-au.mil.id, Peltu YNS, anggota Satpomau Lanud Muljono Surabaya dicopot dari jabatannya dan ditahan untuk proses penyidikan.
Peltu YNS diberi sanksi karena istrinya, FS, telah menyebarkan opini negatif terhadap pemerintah dan simbol negara dengan mengunggah komentar yang mengandung fitnah, tidak sopan, dan penuh kebencian kepada Menkopolhukam Wiranto yang terluka karena serangan senjata tajam di media sosial (Facebook).
![Postingan istri anggota TNI AU di Surabaya](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/postingan-istri-anggota-tni-au-di-surabaya.jpg)
Peltu YNS mendapat teguran keras, dicopot dari jabatan dan ditahan dalam rangka penyidikan oleh Pomau karena melanggar UU Nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer.
Sementara istrinya, FS dilaporkan ke Polres Sidoarjo karena melanggar UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) pasal penyebaran kebencian dan berita bohong.
3. Putri Amien Rais Dipolisikan
Putri Amien Rais yang juga anggota DPRD DIY, Hanum Rais dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Relawan Jam'iyyah Jokowi-Maruf Amin pada Jumat (11//10/2019).
Dikutip dari Kompas.com, Hanum Rais dilaporkan karena dianggap telah menyebarkan berita bohong terkait peristiwa penusukan Wiranto pada Kamis (10/10/2019) melalui akun Twitter.
Baca: Keluarga Wiranto di Solo Syok dan Gemetaran Saat Lihat Kabar Penusukan Sang Menteri
Koordinator Jam'iyyah Jokowi-Ma'ruf Amin, Rody Asyadi mengatakan, pihaknya melaporkan Hanum karena melihatnya sebagai figur publik, sehingga tidak boleh sembarangan dalam memberikan pernyataan.
"Banyak masyarakat yang sudah simpatik (dengan peristiwan penusukan Wiranto), tapi dia memberikan statement, ini hanya rekayasa, settingan, hanya untuk menggelontorkan dana deradikalisasi," ujar Rody di Bareskrim Polri, Jumat (11/10/2019).
![Relawan Jokowi-Maruf Amin laporkan Hanum Rais ke Bareskrim Polri dengan tuduhan menyebarkan berita hoaks soal penusukan Menko Polhukam Wiranto ke Bareskrim Polri, Jumat (11/10/2019).](https://asset.kompas.com/crops/_Ze6fkm21ZshAaq5MPkxEH1vplY=/31x0:1111x720/750x500/data/photo/2019/10/11/5da0018b363e7.jpg)
Dia mengaku merasa miris dengan twit yang ditulis oleh Hanum, karena berdampak negatif di lapangan.
Twit Hanum tidak menyebutkan soal penusukan Wiranto di Pandeglang, Banten.
Namun, menurut Rody, sudah sangat jelas terdapat kata "berita hits" yang dianggapnya merujuk akan peristiwa penusukan Wiranto.
Hingga saat ini, Kompas.com berupaya menghubungi Hanum Rais untuk meminta tanggapan atas twit dan laporan yang disampaikan ke polisi.
Pada Kamis sore pukul 15.14 WIB, Hanum melalui akun Twitter-nya, @hanumrais membuat cuitan diduga terkait dengan insiden penusukan terhadap Wiranto.
Cuitan dibuat beberapa jam setelah Wiranto ditusuk orang pada Kamis siang.
Dalam cuitan itu, Hanum tidak menyebut spesifik nama Wiranto.
Namun, banyak warganet menduga tweet itu ditujukan untuk peristiwa penusukan yang dialami Wiranto.
Dalam cuitannya, Hanum menyebut adanya settingan agar dana deradekalisasi terus mengucur.
Berikut cuitan lengkapnya sebagaimana screenshot yang diunggah Hanum:
"Settingan agar dana deradekalisasi terus mengucur.
Dia Caper. Krn tdk bakal dipakai lg
Play victim. mudah dibaca sbg plot
Diatas berbagai opini ygberedar terkait berita hits siang ini. tdk byk yg benar2 serius menanggapi. Mgkn krn terlalu byk hoax-framing yg selama ini terjadi (emoticon)."
![Screenshot tweet Hanum Rais](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/screenshot-tweet-hanum-rais1.jpg)
Saat ini, tweet tersebut sudah tidak ada.
Hanum mengaku cuitan itu terhapus.
Sadar cuitannya menjadi viral dan menuai banyak reaksi dari warganet, Hanum kemudian memberikan klarifikasi dalam postingan selanjutnya.
Di awal klarifikasinya, Hanum menyebut cuitan soal settingan itu terhapus.
Baca: Respons Adian Napitupulu Sikapi Peristiwa Penusukan Terhadap Menkopolhukam Wiranto
Ia menyatakan, hanya ingin menyampaikan kondisi masyarakat saat ini di mana masyarakat sudah memahami mana yang harus dipercayai.
Berikut klarifikasi Hanum sebagaimann dikutip dari akun twitternya:
"Kehapus. Saya hanya menyampaikan betapa masy. skrg susah memahami mana yang harus dipercayai. Dan itu sangat mengkhawatirkan
Mlihat komen online, Anda bisa mengecek juga,sy justru mengungkapkan keprihatinan mendalam karna masy. seapatis itu dan setidakpeduli itu. Ditambah dgn media yg trs memberi info salah/gegabah. Jelas kita menyesalkan yg tjd. And we’re in the same boat: fighting against violence!
Thread sy ttg keprihatinan sy memang sy mulai dgn tweet tsb. Baru saya mau lanjutkan, tp terdel. Preseden hukum dan penegakannya yang timpang, contoh berita ambulans dll, hoax dan segala gejalanya membuat keruh cara berpikir netizen lewat komen2ny. Dan itu sangat disesalkan"
Hingga berita ini ditulis, Tribunnews.com masih berusaha meminta tanggapan langsung dari Hanum.
(Tribunnews.com, Rizal Bomantama/Daryono) (Kompas.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.