Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Berkinerja Bagus, 7 Menteri Ini Layak Kembali Jokowi Pilih

Mereka adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pengamat: Berkinerja Bagus, 7 Menteri Ini Layak Kembali Jokowi Pilih
Twitter@Joko Widodo
Presiden Joko Widodo berfoto bersama para menteri pada rapat kabinet terakhir pekan lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengamat politik Sebastian Salang menilai tujuh menteri dalam Kabinet Kerja I dapat dipertahankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk lima tahun mendatang.

Tujuh menteri itu menurut Sebastian, berkinerja bagus selama lima tahun ini.

Mereka adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi.

Selanjutnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo.

"Menteri dari kabinet jilid I yang dinilai kinerjanya bagus. Mereka layak dipakai kembali untuk melanjutkan periode kedua," ujar Sebastian kepada Tribunnews.com, Jumat (11/10/2019).

Sebastian juga menyarankan agar Jokowi juga mempertimbangkan mantan kepala daerah yang sukses memimpin daerahnya dengan catatan kemajuan yang berarti.

Sebab dia tegaskan, Jokowi membutuhkan menteri yang mampu mengeksekusi visi, misi dan programnya. Bukan orang yang sekedar pandai beretorika atau pencitraan.

Baca: Mahfud Sebut Masa Kritis Wiranto Sudah Lewat

Berita Rekomendasi

Dia mencontohkan, mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.

"Syahrul Yasin Limpo itu orang yang berhasil mengangkat petani dan Sulsel menjadi gudang pangan nasional," jelasnya.

Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat M Zainul Majdi yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB).

"TGB dinilai berhasil mendorong NTB sebagai daerah pariwisata yang berhasil. Yang lain bisa dilihat," katanya.

Menurut dia, para direktur utama BUMN atau Swasta yang dinilai berhasil dan meningkatkan prestasi perusahaan bisa juga dipertimbangkan Jokowi untuk masuk Kabinet Kerja II.

Karena mereka itu sudah terbukti mampu mempin dengan baik dan hasilnya sudah terlihat. Selain itu telah teruji memiliki integritas yang baik.

Pun dia menilai, profesional yang tersebar di partai politik juga bisa dipilih Jokowi untuk menjadi menteri.

"Partai diminta untuk mengajukan para profesional di partainya masing. Bila perlu partai dan calonnya diminta menjelaskan kementrian mana yang mereka kehendaki, kenapa menghendaki itu dan apa ide perbaikan atau pengembangan yang akan mèreka lakukan. Dengan demikian presiden yakin menempatkan mentrinya pada tempat yang tepat," jelasnya.

Jokowi Susun Ulang Kabinet Kerja Jilid ll Usai Bertemu SBY

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatur ulang kembali susunan Kabinet Kerja jilid ll, usai bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

"Mungkin ada beberapa pertimbangan, masih bisa (berubah usai bertemu SBY)," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Sementara terkait pengumuman susunan menteri yang baru, Jokowi menyebut akan disesuaikan dengan kondisi setelah pelantikan dirinya dengan Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024.

"Mungkin bisa hari yang sama (saat pelantikan), mungkin sehari setelah pelantikan," paparnya.

Kemarin, Jokowi menerima SBY di Istana Merdeka dan berdiskusi secara empat mata di ruangan Jepara sekitar satu jam.

Menurut Jokowi, pertemuan dengan SBY turut membicarakan rencana masuknya Demokrat ke dalam partai koalisi pemerintah.

"Kami bicara itu (gabungnya Demokrat) tapi belum sampai sebuah keputusan," ujar Jokowi sembari meminta bertanya langsung ke SBY rencana Demokrat bergabung ke partai koalisi pemerintah.

Namun, ketika ditanya soal kemungkinan menteri Kabinet Kerja jilid ll akan diisi oleh Agus Harimurti Yudhoyono atau kader Demokrat lain, Jokowi menyebut pembicaraan belum sampai tahap mengusulkan nama.

"Enggak sampai ke sana (mengusulkan nama), belum sampai ke sana," ucap Jokowi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas