Pria yang Serang Wiranto di Pandeglang Punya Istri Dua, Dikenal Tetangga Punya Tabiat Aneh
Detik-detik Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Wiranto ditusuk orang tak dikenal, Kamis (10/10/2019) terekam kamera.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fitri Andriana (FA), tersangka penyerang Menkopolhukam Wiranto ternyata istri kedua Syahril Alamsyah alias Abu Rara yang juga tersangka kasus ini.
FA dan Abu Rara selama ini tinggal mengontrak rumah di Kampung Sawah, Desa Menes, Kabupaten Pandeglang.
Menurut Usep, pemilik kontrakan yang ditinggali FA dan Abu Rara, kedua penyerang Wiranto ini tinggal di tempatnya sejak Februari 2019.
Dijelaskan Usep, sebenarnya FA adalah istri kedua Abu Rara.
Baca: Alasan Polisi Duga Pelaku Penusukan Wiranto adalah Simpatisan ISIS
Baca: Mengenal Kunai, Senjata Jarak Dekat ala Ninja yang Digunakan untuk Menikam Wiranto
Abu Rara mengaku telah bercerai dengan wanita yang telah memberinya dua anak.
"Dia tinggal di sini dengan istri dan anak-anak dari istri pertamanya," terang Usep saat memberikan keterangan kepada Kompas TV, Kamis (10/9/2019).
Disinggung tentang keperjaan keduanya, Usep mengaku mereka hanya menyebut bekerja di proyek.
Dikatakan, selama ini FA dan Abu Rara tergolong tertutup dengan warga sekitar.
"Kemarin ada pembangunan masjid, diajak gotong royong, jawabannya nanti, nanti, seperti menghindar," aku Usep.
Meski tergolong tertutup, namun Abu Rara cukup ramah dengan warga sekitar.
Usep juga menyebut, hingga saat ini, pihak keluarahan setempat belum mendapatkan KTP mereka.
"Sering ditanya RT, KTP nya diminta. Katanya, nanti besok, nanti besok," pungkasnya.
Terpisah, Ketua RT setempat, Mulyadi, mengungkap FA ternyata masih sangat belia.
"Mulai ngontrak kira-kira Februari, sudah sekitar 7 bulanlah, pertama masuk dia yang laki-laki bernama Syahril Alamsyah sama anaknya perempuan umur sekitar 13 tahun," kata Mulyadi, kepada Kompas.com, di Kampung Sawah, Desa Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Kamis (10/10/2019).
Kepada Mulyadi, Syahril mengaku berbisnis online berbagai macam barang, mulai dari madu, pakaian anak-anak, pulsa dan travel.
Saat pertama masuk ke kontrakan di Kampung Sawah, kata Mulyadi, Syahril tidak membawa istri.
Namun tiga bulan lalu, sekitar bulan Agustus, dia meminta izin akan menikah di Bogor.
"Dia minta izin menikah di Bogor, pas balik lagi ke sini sudah bawa istri, bercadar, sekitar 19-20 tahunan," kata Mulyadi.
Mulyadi mengaku, tidak menaruh curiga apapun terhadap keluarga Syahril.
Sebagai Ketua RT, dia hanya menjalankan tugasnya saja seperti menanyakan identitas dan pekerjaan sehari-hari. "Makanya saya kaget pas tahu mereka pelakunya, enggak nyangka," pungkasnya.
Tertangkap Kamera Sebelum Beraksi
FA dan Abu Rara sempat tertangkap kamera sesaat sebelum beraksi.
Dalam foto yang beredar terlihat dua penyerang Wiranto ini menunggu di belakang mobil sebelum Menkopolhukam datang.
Tampak penyerang laki-laki mengenakna celana putih atasan hitam.
Sementara perempuan mengenakan pakaian hitam-hitam yang menutupi hampir seluruh tubuhnya.
Setelah insiden berdarah itu terjadi. dua penyerang ini langsung ditangkap polisi.
FA diketahui warga Desa Sitanggai, Kecamatan Karangan, Kabupaten Brebes.
Sementara Syahril Alamsyah alias Abu Rara lahir di Medan 24 Agustus 1988.
Abu rara merupakan warga Ds Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatra Utara.
Foto Fitri Andriana dan Syahril Alamsyah saat ditangkap juga beredar luas.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, dua pelaku penyerangan yang diamankan polisi itu terpapar radikalisme ISIS.
"Diduga pelaku terpapar radikalisme, nnti kita coba dalami apakah SA masih punya jaringan JAD Cirebon atau JAD lain di Sumatera," Dedi dalam jumpa pers di Mabes Polri Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Detik-detik Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Wiranto ditusuk orang tak dikenal, Kamis (10/10/2019) terekam kamera.
Penusukan terhadap Wiranto terjadi setelah ia menghadiri acara di Universitas Mathla'ul Anwar di Kampung Cikaliung, Desa Sidanghayu, Pandeglang, Banten.
Penusukan itu terjadi saat Wiranto hendak pulang ke Jakarta.
Ketika itu dia baru keluar dari mobil, kemudian diserang seseorang dari arah samping mobil.
Peristiwa penusukan terhadap Wiranto dibenarkan Karo Penmas Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Dedi menyebutkan, pelaku penusukan terhadap Wiranto ada dua orang, yakni laki-laki dan perempuan. Keduanya sudah diamankan Polda Banten.
Berikut video detik-detik penusukan terhadap Wiranto, seperti dikutip dari Kompas TV:
Polisi Terluka
Selain melukai Wiranto, pelaku penyerangan juga disebut melukai seorang petugas polisi.
Hal itu diungkapkan seorang warga saksi kejadian, Madrain (27), Kamis (10/10/2019).
Dia menyebut, polisi itu juga menjadi korban penusukan.
Madrain (27) menyebut, detik-detik penusukan terjadi sekitar pukul 12.00.
Saat itu, Wiranto baru turun dari mobil untuk naik helikopter kembali ke Jakarta.
"Rombongan berhenti, beberapa orang ikut menjaga Wiranto ketika turun dari mobil, tiba-tiba ada satu orang tidak dikenal menusuk Pak Wiranto, lalu ada satu orang perempuan lagi bercadar yang berusaha untuk menusuk," kata Madrain, kepada wartawan di Alun-alun Menes, Kamis (10/10/2019).
Peristiwa penusukan terjadi di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, usai Wiranto menghadiri sebuah acara di Universitas Mathla'ul Anwar.
Kondisi Terkini Wiranto
Usai ditusuk, Wiranto langsung ambruk.
Menurut apa yang dilihat Madrain, Wiranto ditusuk di bagian perut menggunakan pisau.
Wiranto dikabarkan langsung dibawa ke RSUD Berkah menggunakan helikopter.
Informasi dari Kompas TV, Wiranto sudah dibawa ke RSPAD Gatot Broto, Jakarta untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Direktur RSUD Berkah yang merawat Wiranto, Dokter Firmnasyah, menjelaskan, Wiranto mendapat dua luka tusukan dan cukup dalam.
Oleh karena itu, Wiranto akan dirujuk ke RSPAD Jakarta.
Ia menjelaskan, ketika dibawa ke IGD RSUD Berkah, Wiranto dipangku oleh ajudan dan dalam kondisi sadar.
"Beliau mendapat dua luka di bawah perut dan ditangani RSUD dalam kondisi sadar," kata Firmasnyah kepada Kompas TV.
Firmansyah mengatakan, pihaknya langsung melakukan tindakan medis.
Menurutnya, jika luka tusuk cukup dalam, maka tindakan yang harus dilakukan bisa berupa operasi.
Oleh karena itu, Wiranto harus dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto.
Terkait pemulihan, Firmasnyah menyebutkan, tergantung banyak faktor. Usia dan kedalaman luka bisa berpengaruh pada lamanya proses pemulihan.
Sementara Kapolres Pandeglang AKBP Indra Indra Lustrianto Amstono belum bisa memberikan penjelasan saat dikonfirmasi.
"Saya belum bisa kasih penjelasan, nanti ya," kata dia ketika dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon.