Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pria yang Serang Wiranto Merupakan Korban Penggusuran Jalan Tol, Dua Kali Ceraikan Istri

"Di sini tinggal istri abangnya yang nomor satu, almarhum Sukarman," kata Rizaldi, Kepala Lingkungan V Kelurahan Tanjung Mulia Hilir.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pria yang Serang Wiranto Merupakan Korban Penggusuran Jalan Tol, Dua Kali Ceraikan Istri
Istimewa
Seorang pelaku bernama Syahril Alamsyah saat dibekuk polisi karena telah menusuk Wiranto di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019). 

Menurut Aduy, Kapolsek yang berada di sebelah Wiranto, langsung mengamankan pelaku. Namun, Dariyanto yang mencoba menghalau pria tersebut, kemudian ditusuk oleh pelaku lain di bagian punggung. "Yang tusuk Wiranto laki-laki, ditarik sama Kapolsek pelakunya. Pelaku lainnya yang perempuan langsung tusuk Kapolsek," kata Aduy.

Aduy yang saat kejadian tengah berada di konter tepat di depan lokasi penusukan, melihat Wiranto terluka di bagian perut. Sementara Kapolsek terluka di bagian punggung.

Usai peristiwa berdarah tersebut kedua pelaku langsung diamankan polisi. Dua senjata tajam berwarna hitam dengan tali merah melilit pegangannya juga ikut disita. Senjata itu bernama kunai atau pisau yang dipakai ninja.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo membenarkan kunai dipakai pelaku untuk melakukan penusukan. "Ya benar senjatanya itu," kata Dedi saat wartawan memperlihatkan foto kunai yang tersebar di media sosial.

Dari hasil proses penyelidikan sementara, Dedi menyebut pelaku lelaki bernama Abu Rara diduga terpapar paham radikal ISIS. Mabes Polri juga memastikan pasangan suami istri, Abu Rara dan Fitri Andriana (FA), tergabung dalam kelompok Jamaah Anshorut Daulah (JAD) Bekasi.

"Sudah bisa dipastikan pelaku termasuk dalam kelompok JAD Bekasi," ujar Dedi.

Dedi mengungkapkan JAD Bekasi dipimpin oleh Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba. Abu Zee telah ditangkap oleh Densus 88 pada akhir September lalu. "Amirnya Abu Zee yang sudah ditangkap tanggal 23 September yang lalu bersama 8 pelaku lainnya. Satu orang yang ditangkap di Jakarta Utara," tutur Dedi.

Berita Rekomendasi

Dedi mengungkapkan FA berasal Brebes, Jawa Tengah. Sementara SA berasal dari Deli Serdang, Sumatera Utara. Terkait lokasi penyerangan, Dedi mengatakan pihaknya masih mendalami potensi kerawanan di daerah tersebut.

Menurut Dedi, motif penusukannya, mereka yang terpapar radikalisme ISIS menjadikan pejabat publik dan polisi sebagai sasaran serangan.

"Ya kalau misalnya terpapar radikal ya pelaku pasti menyerang pejabat publik, utamanya aparat kepolisian yang dianggap thaghut karena kita lakukan penegakan hukum terhadap kelompok seperti itu," kata Dedi.

Dedi membantah pihaknya kecolongan terkait insiden penusukan Wiranto. Saat kejadian interaksi antara Wiranto dengan masyarakat merupakan hal yang biasa terjadi.

"Tidak ada istilah kecolongan jadi interaksi pejabat publik dengan masyarakat seperti hal ya yang sudah terjadi seperti itu, bersalaman, disapa itu hal biasa," ujar Dedi.

Menurut Dedi, pengamanan yang diberikan kepada Wiranto sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) pengamanan menteri. Sejumlah skema pengamanan telah diterapkan saat kehadiran Wiranto di Menes. "Pengamanan tetap melekat ada pengamanan melekat (pamkat), pengamanan pengawalan (pamwal) juga sudah standar operasional sudah ada pengawalan melekat," jelasnya.

Pelaku Nomaden

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan turut mengawal pengusutan kasus penusukan terhadap Wiranto. Budi Gunawan juga menyatakan pelaku penusukan merupakan teroris dari jaringan JAD yang ditangkap Densus 88 Mabes Polri beberapa waktu lalu di Bekasi.

"Ini sudah pasti dari kelompok jaringan JAD, khususnya JAD Bekasi. Kita sudah pantau khusus pelaku ini," ucap Budi Gunawan.

BG menjelaskan pelaku penusukan itu sudah tiga bulan lalu pindah dari Kediri ke Bogor. Kemudian dari Bogor, pindah lagi ke Menes, Lebak.

"Pelaku pindah ke Menes karena cerai dengan istri pertama. Di Menes menikah lagi dan memang sel-sel seperti ini cukup banyak.

Kami imbau masyarakat ikut dan memantau mengawasi sel-sel seperti ini. Ini ada kaitan dengan lima orang ditangkap di Bekasi, yang merencanakan bom," tuturnya.

Abu Rara, seorang terduga teroris yang ditangkap di Tambun Bekasi, diungkap Budi Gunawan sudah dipantau beberapa kali mengumpulkan pisau namun belum pada tahap bom.

BIN juga mendeteksi bakal ada serangan dari kelompok JAD jelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.

"Dari awal sudah kita sampaikan bahwa kami deteksi menjelang pelantikan memang ada rencana seperti itu dari JAD sehingga kita harus benar-benar dengar dan waspada," ucap Budi Gunawan.

BG melanjutkan kelompok JAD ini memang berniat membuat kondisi keamanan tidak stabil termasuk melakukan amaliah, seperti yang dilakukan pelaku Abu Rara.

Bahkan mantan Wakapolri ini tidak menampik banyak jaringan JAD yang bergerak senyap, orang-perorang sehingga patut diawasi.

"Memang mereka cukup banyak, pergerakannya sistem sel, orang per orang. Mohon bantuan seluruh warga bantu awasi kalau ada yang mencurigakan sampaikan ke aparat," tambahnya. (tribun network/fah/fel/rin/wly) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas