Suasana Duka di Lobi Gedung KPK: Mengenang Korban Tewas Saat Unjuk Rasa Tolak UU KPK dan RKUHP
Puluhan orang yang duduk bersimpuh di hadapan kelima foto korban terdiri dari pegawai KPK dan pegiat antikorupsi.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lima foto berjejer di atas tiga meja yang ditempatkan di lobi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (11/10/2019) malam.
Tak tampak jelas wajah di dalam kelima foto lantaran seluruh lampu di pelataran Gedung KPK dipadamkan.
Cahaya hanya berasal dari lilin-lilin yang mengelilingi kelima foto dan puluhan orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala.
Karena cahaya lilin ini, wajah-wajah di foto terlihat samar.
Mereka adalah demonstran yang jadi korban meninggal saat unjuk rasa menolak revisi UU KPK dan RKUHP di depan Gedung DPR dan sejumlah daerah yang berakhir ricuh beberapa waktu lalu.
Baca: Foto-foto Keakraban Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto Saat Bertemu di Istana
Baca: Pengamat Ini Sebut Gerindra Simbol Oposisi, Lucu Jika Gabung Koalisi Pemerintah
Baca: Pengamat Duga Pertemuan Jokowi Dengan Prabowo dan SBY Dalam Rangka Cari Dukungan Soal Perppu KPK
Di antaranya Bagus Putra Mahendra (15), Maulana Suryadi (23) Akbar Alamsyah (19) Randy (22) dan Yusuf Kardawi (19).
Pada bagian depan meja foto kelima korban, terdapat poster bertuliskan Rest in Power.
Puluhan orang yang duduk bersimpuh di hadapan kelima foto korban terdiri dari pegawai KPK dan pegiat antikorupsi.
Mereka menggelar malam renungan dan doa bersama untuk mendoakan para korban.
"Mudah-mudahan kami masih memiliki empati terhadap sesama. Ya Allah kabulkan dan maafkan kesalahan-kesalahan saudara kami, ampuni dosa-dosa kawan-kawan kami," ucap Ustaz Nurstofa saat memimpin doa.
Perwakilan dari WALHI Khalisah Khalid berharap demokrasi Indonesia berjalan baik ke depannya.
Khalisah Khalid berharap tak ada lagi kekerasan yang dilakukan oleh aparat dalam meredam aksi demonstrasi.
"Bahwa kita masih berharap demokrasi masih ada, bahwa rakyat bisa kita lindungi bersama. 21 tahun reformasi kita berharap tidak ada lagi kekerasan tidak ada laku, air mata dan darah," ujar Khalisah.
Berdasar pantauan, Ketua WP KPK Yudi Purnomo dan Penyidik KPK Novel Baswedan turut ikut dalam aksi renungan dan doa tersebut.
Perwakilan mahasiswa kemudian membacakan puisi 'Kau ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana' karya KH Bisri Mustofa atau karib disapa Gus Mus.
Renungan dan doa bersama ini ditutup dengan menyanyikan bersama lagu 'Darah Juang' karya John Tobing.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.