Wiranto Diserang, Keselamatan Jokowi Dikhawatirkan Jelang Pelantikan Presiden
Pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin mendapat perhatian.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin mendapat perhatian.
Apalagi setelah Menkopolhukam Wiranto ditusuk dua orang yang diduga bagian dari ISIS kemarin di Pandeglang Banten.
Pengamat intelijen Suhendra Hadikuntono khawatir setelah Wiranto, para teroris akan mengincar pejabat yang lebih tinggi lagi.
Sebab itu, katanya, pengamanan terhadap Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Wakil Presiden terpilih KH Ma'ruf Amin harus ditingkatkan terutama menjelang pelantikan presiden-wapres terpilih pada 20 Oktober 2019.
"Aksi biadab itu patut diduga terkait upaya penggagalan pelantikan presiden," ujar Suhendra.
Baca: Berkaca Dari Kasus Wiranto, Presiden Jokowi Ingatkan Seluruh Menterinya Selalu Waspada
Baca: Ketika Warga Merayu Paspampres Agar Bisa Menyaksikan Langsung Pemakaman BJ Habibie di TMP Kalibata
Suhendra kemudian mendesak aktor intelektual di balik pelaku penyerangan Wiranto segera diungkap dan ditangkap.
"Harus dicari sampai ke akar-akarnya. Aktor intelektual harus ditangkap. Ini sebagai upaya represif sekaligus preventif," tandasnya.
"Ini bukan lagi lampu kuning, melainkan sudah lampu merah bagi intelijen karena telah kecolongan. Teroris telah menyampaikan message (pesan) melalui aksi nyata," ungkapnya di Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Karena sudah lampu merah, kata Suhendra, maka harus ada evaluasi menyeluruh terhadap sistem, prosedur dan personel serta penanggung jawab pengamanan pejabat negara.
"Harus ada evaluasi menyeluruh," pintanya.
Wiranto mengalami penyerangan saat berkunjung ke Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) pukul 11.55 WIB di pintu gerbang Alun-alun Menes Desa Purwaraja Kec Menes.
Saat itu Wiranto bersama rombongan hendak meninggalkan hellypad atau tempat pendaratan helikopter.
Pelaku penusukan diduga Fitri Andriana Binti Sunarto, kelahiran Brebes 5 Mei 1998, beralamat di Desa Sitanggai Kecamatan Karangan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Dia tinggal dengan mengontrak rumah di Kp Sawah Desa/Kec Menes, Pandeglang.
Terduga pelaku lain adalah Syahril Alamsyah alias Abu Rara, suami Fitri, kelahiran Medan, 24 Agustus 1988, dan beralamat di Jl Syahrial VI No 104 LK, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kec Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara.