Sri Mulyani Tak Khawatir Terkait Insiden Penyerangan yang Menimpa Wiranto
Sri Mulyani tak khawatir terkait insiden penyerangan yang menimpa Menko Polhukam Wiranto. Menurutnya, pihak keamanan sudah memiliki standar baik.
Editor: Dewi Agustina
Sementara pengamanan terhadap Presiden Jokowi dipastikan tidak dilakukan penambahan, meski terdapat insiden penusukan Menko Polhukam Wiranto saat kunjungan kerja di Pandeglang, Banten.
Komandan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayor Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan, pengamanan Presiden sudah dilakukan dengan standar menghadapi risiko tinggi, sehingga saat ini belum dilakukan penambahan personel.
Baca: Terduga Teroris Ayah dan Anak yang Ditangkap di Bali Ternyata Bagian dari Jaringan Abu Rara
"Tak perlu (penambahan), kami kan standar sudah high risk. Kalau kami enggak tahu kondisinya gimana, harusnya bisa diantisipasi," kata Maruli.
Menurutnya, Paspampres yang saat ini bertugas sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) dalam melakukan pengawalan Presiden.
Bahkan, Paspampres sudah melakukan pemetaan ketika Presiden menyapa masyarakat saat di Jakarta maupun daerah.
"Kami sudah hitung semua ada SOP-nya. Ya kalau kami saat dropping (datang) harusnya sudah clear, kami sudah siaga," papar Maruli.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku lebih waspada pascaperistiwa penusukan Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, Banten.
"Ya saya tentu lebih alert lah pada ini, tapi jangan terlalu berlebihan juga," ujar Luhut, Jumat (11/10/2019).
Saat ditanya apakah akan ada pengamanan yang lebih ketat kepada dirinya dan menteri-menteri lain, Luhut mengatakan ada evaluasi pengamanan.
Baca: Terduga Teroris TH Sering Bertengkar dengan Ayahnya Terkait Masalah Uang
"Kami lebih hati-hati, ya sistem pengamanan kita sudah pasti lah," kata Luhut.
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens, mengaku prihatin dan marah dengan kejadian yang menimpa Menkopolkam Wiranto.
Ditegaskan, penusukan yang dialami Wiranto oleh anggota JAD, sempalan ISIS di Indonesia, bukan perkara sederhana.
Ia pun meminta peran partai politik ikut terjun melawan tindak terorime.
Terlebih, pelaku penyerangan kepada Wiranto yakni berinisial SA alias Abu Rara (31) diketahui masuk dalam kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.