Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Sebut Dosen Nonaktif IPB Berencana Ledakan 9 Titik Perekonomian dan Toko Ritel di Jakarta

Mantan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith ternyata merencanakan untuk mengebom sejumlah toko ritel di Jakarta pada Sabtu (28/9/2019).

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Polisi Sebut Dosen Nonaktif IPB Berencana Ledakan 9 Titik Perekonomian dan Toko Ritel di Jakarta
Tribunnews.com/ Fahdi Fahlevi
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (18/10/2019) saat merilis kasus rencana aksi bom yang melibatkan mantan dosen IPB 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen nonaktif Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith ternyata merencanakan untuk mengebom sejumlah toko ritel di Jakarta pada Sabtu (28/9/2019).

Pengeboman tersebut dilakukan karena Abdul Basith dan kelompoknya merasa penggunaan bom molotov saat demonstrasi 24 September lalu kurang maksimal.

"Dievaluasi ternyata kurang maksimal kegiatan untuk mendompleng buat chaos tanggal 24 September," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Baca: Penyebab Ustaz Abdul Somad Lepas Status PNS UIN Suska Riau, Tak Sanggup Sampai Jadwal Padat

Baca: Beberkan 6 Menteri Terburuk, Faisal Basri Celetuk Luhut Pandjaitan Lebih Seperti Perdana Menteri

Akhirnya Abdul Basith, bersama dengan SN, DMR, JS, dan AK merencanakan membuat bom rakitan di kediaman SO yang berada di kawasan Tangerang pada Selasa (24/9/2019) malam.

Mereka merencanakan mengebom sejumlah titik pusat perekonomian dan seluruh toko ritel di Jakarta pada 28 September bertepatan saat Aksi Mujahid 212.

"Mereka mematangkan melakukan peledakan tanggal 28 September di 9 titik di Jakarta terutama di tempat perekonomian dan seluruh retail di Jakarta," tutur Argo.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Kepala Urusan Bahan Peledak Puslabfor Mabes Polri Kompol Heri Yandi, mengungkapkan puluhan bom rakitan tersebut memiliki daya ledak yang cukup besar.

Baca: Rencana Menteri Jokowi Setelah Purnatugas, Terbitkan Novel Cinta Hingga Jadi Pengamat Politik

Baca: Bocah di Cianjur Terlahir dengan Kelamin Ganda, Begini Nasibnya

Bom yang terbuat dari ujung korek api tersebut telah diisi dengan paku.

"Kerusakannya cukup kuat, bisa mencapai jarak 30 meter," ujar Yandi.

Namun aksi mereka gagal, karena polisi berhasil menangkap para pelaku pada Jumat (27/9/2019) atau sehari sebelum aksi pengeboman.

Selain itu, bom juga diciptakan untuk menyebabkan mata orang-orang yang terkena asap itu menjadi perih lantaran pada bom dimasukan bubuk merica.

Baca: Rocky Gerung Sebut Gerindra Bisa Dianggap Duri Dalam Daging bagi Pemerintah, Irma Suryani: Sok Tahu

Saat ini, para tersangka telah ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya.

Para tersangka dijerat Pasal 187, Pasal 212 KUHP, Pasal 214 KUHP, dan Pasal 218 KUHP.

Upaya gagalkan pelantikan presiden

Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto mengungkapkan motif utama dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith menyiapkan 29 bom ikan berisi paku.

Dari hasil pemeriksaan, puluhan bom tersebut untuk menggagalkan pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden RI.

Baca: Pertama Kali dalam 40 Tahun, Pemerintah Iran Izinkan Wanita Menonton Laga Bola di Stadion

Baca: PSSI Umumkan Harga Tiket Laga Timnas Indonesia Kontra Vietnam di Bali

Caranya, kata Suyudi, adalah dengan membuat kerusuhan yakni meledakkan bom ikan berisi paku di sepanjang wilayah Grogol sampai dengan Roxy, Jakarta Barat.

Menurut Suyudi, saat aksi Mujahid 212, Abdul Basith dibantu delapan rekannya membawa misi menurunkan Jokowi sebagai presiden dengan isu karhutla dan revisi UU KPK.

"Dan target utama atau tujuan akhirnya menggagalkan pelantikan Jokowi sebagai Presiden," katanya.

Ilustrasi bom ikan atau bondet
Ilustrasi bom ikan atau bondet (TribunJatim.com/ ist)

Suyudi mengatakan dari pemeriksaan terhadap 9 tersangka yang mereka bekuk temasuk Abdul Basith, diketahui bahwa mereka berencana membuat kerusuhan di Jakarta dengan tujuan utama menggagalkan pelantikan presiden terpilih, Joko Widodo.

"Jadi tahapan rencana mereka setelah kerusuhan tercipta yakni menurunkan presiden dengan isu karhutla dan revisi UU KPK.

Lalu terakhir yang menjadi target utama mereka adalah membatalkan pelantikan presiden terpilih," kata Suyudi.

Seperti diketahui Abdul Basith ditangkap polisi di rumahnya di kawasan Tangerang pada Jumat (27/9/2018). Di sana didapati 29 bom berisi paku.

Selain Abdul, polisi menangkap 8 tersangka lain, salah satunya pensiunan TNI AL Sony Santoso. Mereka saat ini ditahan di Mapolda Metro Jaya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan barang bukti yang disita dari rumah dosen IPB Abdul Basith di Tangerang, Sabtu (28/9/2019) lalu adalah bom ikan berisi paku.

Sebelumnya polisi menduga itu adalah molotov.

"Itu adalah bom ikan yang di dalamnya ada paku. Jumlahnya 29. Jadi tersangka AB memberikan dana untuk mendatangkan ahli pembuat bom ikan yang di dalamnya ada pakunya.

Ahli pembuat bom ikan ini dari Papua dan dari Ambon. Mereka diiayai oleh AB, termasuk tiket. Lalu ada dana yang sudah diberikan ke mereka oleh AB sebanyak Rp 8 juta," kata Argo.

Argo mengatakan awalnya Abdul Basith ditangkap bersama lima orang lainnya yakni SG, YF, AU, OS, dan Sony Santoso. Kemudian polisi menangkap 3 orang lainnya yang terlibat.

"Jadi totalnya 9 tersangka. Mereka ini berencana melakukan peledakan bom ikan isi paku, saat aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI Sabtu, 28 September 2019 lalu," kata Argo.

Menurutnya penyidik sudah mendapatkan adanya bukti awal yang cukup mengenai informasi kegiatan pertemuan dan tujuan pertemuan mereka itu.

Dari sana, kata Argo akan disalami kembali sehingga satu persatu peran tersangka akan diketahui secara jelaa.

Argo mengatakan salah satu tersangka dalam kasus kelompok dosen IPB Abdul Basith ini, adalah Purnawirawan TNI AL yakni Laksamana Muda (Purn TNI AL) Sony Santoso

Karenanya kata Argo pihaknya langsung berkoordinasi dengan Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal) untuk mendalami dan memeriksa yang bersangkutan.

Baca: Pengamat: Amandemen UUD 1945 dan GBHN, Jalan Masuk Pilpres 2024

Sony katanya diamankan bersama dengan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith di rumah Basith di Tangerang.

"Jadi untuk tersangka yang pensiunan TNI, Polda Metro Jaya sejak awal dalam penyelidikan bersama dengan Pomal. Sehingga kami sudah berkordinasi sejak awal dan ke depannya," kata Argo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas