6 Perbedaan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2014 & 2019: Mengapa Perayaan Jokowi Dibatalkan?
6 Perbedaan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2014 & 2019: Mengapa Perayaan Jokowi Dibatalkan?
Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
6 Perbedaan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2014 & 2019: Mengapa Perayaan Jokowi Dibatalkan?
TRIBUNNEW.COM - Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin telah dilaksanakan, Minggu (20/10/2019).
Presiden Jokowi dan Ma'ruf Amin dilantik di Gedung Nusantara, Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta.
Dua periode pelantikan bagi Jokowi serta pertama kali bagi Ma'ruf Amin ini ternyata memiliki perbedaan dalam setiap rangkaian acaranya.
Berikut ini perbedaan dalam acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang telah di rangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.
1. Pidato Presiden
Pada pidato Jokowi tahun 2014, dirinya lebih menekankan visi-misinya untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Tak hanya itu tahun 2014 juga memuat harapan Jokowi untuk tetap bersatu seusai pilpers.
Sedangkan pada tahun 2019, Jokowi lebih mengedepankan impian dan cita-citanya di tahun 2945.
Pada pidatonya kali ini, ia juga menegaskan mengenai lima program yang menjadi prioritas dalam kepemimpinannya.
Lima program tersebut terdiri atas pengembangan SDM, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan segala bentuk kendala regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi.
Baca: Curi Perhatian di Pelantikan Presiden, Ini 5 Foto Tampan dan Fakta Lengkap Pangeran Abdul Mateen
Baca: Mengapa Pidato Ketua MPR Lebih Lama dari Jokowi Saat Pelantikan Presiden?
2. Kehadiran pemimpin negara sahabat
Dikuti dari Kompas.com, pada pelantikan presiden tahun 2014 dihadiri oleh 8 pempimpim negara sahabat.
Pemimpin negara yang datang diantaranya Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Haiti Laurent Lamothe, Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak, Gubernur Jenderal Papua Niugini Michael Ogio, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, serta utusan khusus dari Jepang.
Sedangkan pada pelantikan periode kedua kepemimpinan Jokowi ini hanya dihadiri oleh 6 pemimpin negara sahabat.
Pemimpin-pemimpin tersebut adalah Perdana Menteri Australia Scott Morison, Perdana Menteri Singapura Lee Hsioen Loong, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad, Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, Raja Eswatini Raja Mswati 3, dan Wakil Presiden Cina Wang Qishan.
Baca: Di mana Jan Ethes saat Pelantikan Jokowi? Ternyata Dapat Tugas Besar dari Gibran Rakabuming di Solo
Baca: Pamit ke Warganya, Inilah Sosok Gubernur yang Tak Kuasa Tolak Perintah Jokowi Jadi Menteri
3. Jumlah tamu undangan
Dikutip dari TribunWow.com, pada pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 ini ada total 3.133 undangan.
Termasuk sejumlah jajaran mantan presiden dan wakil presiden, MPR, DPR, DPD, BPK dan ketua umum partai politik turut hadir.
Ada 711 undangan untuk 675 anggota DPR seta 136 Anggota DPD.
Serta ada 19 tamu negara yang hadir menyaksikan pelantikan residen dan wakil presiden terpilih Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Sementara itu, pada pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2014-2019 ini ada total sekitar 1.200 undangan, dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Jumat 17 Oktober 2014.
Jika dilihat pada pelantikan presiden 2019-2024 banyaknya tamu undangan hampir tiga kali lipat dari jumlah pelantikan tahun 2014.
Dalam acara pelantikan itu, presiden dan wakil presiden periode sebelumnya serta ketua umum partai politik juga hadir.
Dihadiri pula anggota MPR sekitar 690 anggota.
Baca: Di Hari Pelantikan Joko Widodo, Heboh Jokowi KW yang Layani Permintaan Foto Emak-emak
Baca: Presiden Jokowi Dipastikan Masukkan Gerindra di Kabinet Kerja Jilid 2, Relawan Akui Kecewa
4. Prosesi pelantikan
Menurut Sekretaris Jenderal MPR Ma'ruf Cahyono mengatakan ada sedikit perbedaan dalam pelantikan tahun ini dari tahun 2014 lalu.
"Hanya yang berbeda dengan periode lalu adalah karena periode lalu presiden dan wakil presiden dua-duanya berganti, sekarang ini Pak Jokowi Presiden RI terpilih dilanjutkan terpilih kembali," kata Ma'ruf di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jum'at (18/10/2019).
Kemudian ia melanjutkan jika pertukaran kursi hanya dilakukan oleh wakil presiden, dari Jusuf Kalla kepada Ma'ruf Amin.
Sedangkan pertukaran kursi jabatan tidak dilakukan oleh Jokowi.
Kemudian perbedaan selanjutnya berkaitan dengan ucapan selamat oleh tamu negara kepada Jokowi dan Ma'ruf Amin.
"Nanti setelah prosesi selesai, akan berjejer di depan podium utama. Saya kira nanti tamu-tamu negara sahabat bisa ada kesempatan untuk menyampaikan ucapan selamat," ujarnya.
Baca: Bertemu Jokowi, Relawan Tegaskan Gerindra Masuk dalam Kabinet, Bagaimana Partai Oposisi yang Lain?
Baca: Pesan Kang Emil untuk Jokowi-Maruf dan Rakyat Indonesia
5. Pengamanan pelantikan
Pada pelantikan kali ini, presiden dan wakil presiden dilengkapi dengan pengamanan khusus dan berlapis.
Dikutip dar Kompas.com, jika pelantikan kali ini dijaga sebanyak 30.000 personel gabungan TNI dan Polri.
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan pada pelantikan tahun 2014.
Di tahun 2014, personel yang diterjunkan lebih sedikit, yaitu sebanyak 24.815 personel.
Pengamanan ini dilakukan secara berlapis, sebanyak 4 ring.
Anggota merupakan gabungan dari beberapa Polda dan anggota TNI.
Pengamanan dilengkapi dengan alat utama sistem persenjataan seperti Baracuda, Water Canon, mobil dalmas, unit satwa, motor untuk mengurai massa.
Baca: Dibacakan Pantun oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo di Pelantikan Jokowi-Maruf, Prabowo Beri Reaksi Ini
Baca: Tinggalkan Dunia Gemerlap Artis, 6 Seleb Ini Tambah Wibawanya Saat Jadi PNS, Ada Eks Cherrybelle
6. Perayaan
Perbedaan menonjol juga terasa sesuai acara pelantikan.
Pada pelantikan 2014 Jokowi mengadakan acara kirab budaya.
Jokowi mengikuti acara di Bundaran Hotel Indonesia, dimana telah menunggu kereta kuda yang akan membawa keduanya menuju Monas. Di Monas, sudah dibangun panggung untuk keduanya menyapa rakyat yang sudah berkumpul.
Berbeda pada pelantikan presiden 2019 kali ini.
Jokowi tidak mengadakan acara kirab budaya seperti yang sudah direncanakan para relawannya sebelumnya.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, Jokowi ingin acara pelantikannya berlangsung khidmat dan tidak digelar secara berlebihan.
Moeldoko membantah bahwa permintaan Jokowi untuk membatalkan karnaval ini karena masalah keamanan.
Petugas kepolisian melakukan penutupan jalan kawasan kompleks Parlemen jelang pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin di Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019) yang dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia/TribunWow/Roy/Kompas.com/Ihsanudin/Vina Fadhrotul Mukaromah)