Sekjen NasDem Komentari Wacana Masuknya Gerindra ke Koalisi Pemerintahan Jokowi
Pasalnya saat ini ini presiden belum mengumumkan susunan kabinetnya, yang menjadi tanda masuk tidaknya Gerindra ke dalam koalisi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Gerindra santer disebut akan masuk ke dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Terutama setelah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik ke sejumlah Ketua Umum Partai Koalisi Pemerintah beberapa waktu lalu.
Sekretaris Jenderal NasDem Johnny Plate belum mau berkomentar mengenai sikap partainya terhadap Gerindra yang akan masuk ke dalam koalisi pemerintah.
Pasalnya saat ini ini presiden belum mengumumkan susunan kabinetnya, yang menjadi tanda masuk tidaknya Gerindra ke dalam koalisi.
"Kalau itu tentu saya tidak bisa komentari, sebelum mengetahui keputusan (presiden)," kata Plate di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (21/10/2019).
Baca : Inikah Daftar Menteri Jokowi 2019 - 2024?Ada 2 Kelahiran Sumut di Kabinet Kerja Jilid 2, Bukan Luhut
Baca : 1 Sosok Ini Tak Kuasa Tolak Perintah Jokowi Jadi Menteri, Sebenarnya Lebih Suka Tetap Kepala Daerah
Baca: Dipanggil Jokowi ke Istana Hari Ini, Tetty Paruntu Juga Pernah Dipanggil KPK
Baca: Presiden Jokowi Dipastikan Masukkan Gerindra di Kabinet Kerja Jilid 2, Relawan Akui Kecewa
Plate mengatakan apapun keputusan Jokowi nanti, apakah akan melebarkan koalisi atau tidak, pasti ada kelebihan dan kekurangannya.
Yang pasti NasDem Sepakat bahwa bangsa Indonesia saat ini harus bersatu untuk menghadapi tantangan global.
Salah satu syarat agar berhasil menghadapi tekanan dan arus globalisasi adalah kuatnya kondisi di dalam negeri.
"Untuk bisa berhasil sebagai bangsa, kita harus bersatu, harus kuat, dan karenanya Nasdem mendukung sekali silaturahmi kebangsaan, mendukung sekali yang namanya safari-safari kebangsaan diantara para pemimpin partai politik ya, setelah itu yang terkait dengan teknis kabinet tentu urusan presiden kita hormati betul,"katanya.
Johnny mencotohkan tantangan global yang harus dihadapi Indonesia adalah masalah ekonomi.
Oleh karena itu Presiden Jokowi menargetkan Indonesia masuk lima besar kekuatan ekonomi dunia pada 2045 dengan Gross Domestic Bruto sebesar Rp 7.000 triliun.
"Itu tidak main-main dengan penghasilan 320 juta perkapita pertahun, ini kan tantangan bersama kita dan harus disiapkan dari sekarang," pungkasnya.