Kapolda Metro Jaya dan Kabareskrim Berpeluang Jadi Kapolri Gantikan Tito Karnavian
Kapolri Jenderal Tito Karnavian akan menjadi menteri dalam kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin. Sehingga Ari Dono dipilih menjadi Plt Kapolri.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan penasehat Kapolri 2003-2017, Kastorius Sinaga menilai tepat keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Komjen Pol Ari Dono sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kapolri.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian akan menjadi menteri dalam kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin. Sehingga Ari Dono dipilih menjadi Plt Kapolri.
Namun karena Ari Dono akan masuk pensiun pada Desember 2019, maka suksesi Kapolri tepat dilakukan di rentang tiga bulan ke depan.
Siapakah yang potensial pengganti Tito ?
Baca: 5 Fakta Angela Tanoesoedibjo, Putri Bos MNC yang Digadang Jadi Wakil Menteri Nadiem Makarim
Baca: Bertemu Raja Malaysia, Wapres Maruf Amin Minta Pekerja Migran Indonesia Dilindungi
Baca: Jokowi Diminta Pilih Menteri Agama dari Pesantren
Kastorius Sinaga menjelaskan, Tito Karnavian termasuk sosok Kapolri di era reformasi yang sangat sukses di dalam memimpin institusi Tri Bharata ini. Apalagi, bila dilihat dari tantangan internal dan eksternal institusi khususunya menyangkut keamanan dalam negeri.
"Kita harus apresiasi dan acungkan jempol atas kinerja kepolisian di era kepemimpinan Tito," ucap Kastorius Sinaga kepada Tribunnews.com, Selasa (22/10/2019).
Kepolisian di bawah kepemimpinan Tito Karnavian kata dia, mampu menjamin keamanan, di saat turbulensi politik berikut ancaman terorisme, radikalisme hingga gerakan makar dan separatis Papua sedang mencapai klimaksnya dalam waktu bersamaan.
Menurut dia, dari catatan sejarah selama era reformasi, tampaknya, belum pernah tantangan yang beruntun dan dalam waktu relatif bersamaan datang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Dan Polri di bawah kendali Tito Karnavian relatif berhasil mengendalikan itu semua dengan sinergitas bersama TNI dan stakeholder bidang keamanan lainnya termasuk BIN.
"Inilah prestasi Tito yang harus diteruskan di lima tahun mendatang," ucapnya.
Karenanya, suksesi kepemimpinan Polri harus mampu meneruskan legacy kepemimpinan Tito Karnavian.
Dia mencatat kekuatan kepemimpinan Tito, menurut dia, selain mampu mendorong reformasi birokrasi Polri, juga terletak di strategi antisipatif berikut soliditas organisasi dan kerjasama yang mumpuni dengan pihak eksternal khususnya dengan TNI dan BIN.
"Saya yakin Presiden Jokowi sangat memahami hal ini dan juga sangat membutuhkan penerus kinerja positif namun konsisten yang telah dilakukan Tito ke depan," jelasnya.
Dia melihat Tito Karnavian juga telah mempersiapkan estafet kepemimpinan Polri.
Kastorius Sinaga melihat, ada banyak calon pemimpin di Polri saat ini yang masing masing telah teruji di bidangnya.
Paling tidak terdapat tiga sosok potensial pengganti Tito Karnavian yang layak dipertimbangkan.
Pertama, Komjen Idham Azis, saat ini Kabareskrim.
Kastorius Sinaga menilai, Idham adaah sosok pemimpin yang kalem, namun tegas dan sangat lama malang melintang bersama dengan Tito Karnavian di dalam menumpas aksi terorisme di awal gerakan ini mulai marak hingga saat ini.
"Idham, sosok sederhana, sangat piawai di dalam strategi antisipatif untuk menangkal ancaman gangguan kamtibnas," jelasnya.
Kedua, Kapolda Metro Jaya, Irjen Gatot Eddy Pramono.
Irjen Gatot Eddy Pramono menurut Kastorius Sinaga, adalah sosok mumpuni di dalam pengendalian keamanan.
Ketiga adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (Ka BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius.
Dia menjelaskan, Suhardi dikenal sangat memahami persoalan politik dan gangguan terorisme dan memiliki kemampuan dan jejaring intelektual yang luas dan mumpuni.