Ditunjuk Jadi Kapolri, Berikut Perjalanan Karier dan Sederet Prestasi Komjen Pol Idham Aziz
Idham mengaku siap menjalankan amanah yang dititipkan, sekaligus memohon doa restu kepada masyarakat Indonesia
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo akhirnya menunjuk Kabareskrim Komjen Pol Idham Aziz sebagai Kapolri untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Tito Karnavian.
Tito sendiri baru saja dilantik sebagai Menteri Dalam Negeri di Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Pengganti Pak Tito sebagai Kapolri, sudah kami ajukan hari ini juga ke DPR, Pak Idham Aziz, Kabareskrim," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Rabu (23/11/2019).
Mohon Doa Restu
Ditemui terpisah, Idham mengaku siap menjalankan amanah yang dititipkan, sekaligus memohon doa restu kepada masyarakat Indonesia, serta jajaran aparat kepolisian.
"Saya tentunya siap menjalankan amanah ini. Saya mohon doa restu," ungkap Idham.
Untuk itu, mulai hari ini Idham akan langsung melakukan persiapan uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI yang kemungkinan bakal diselenggarakan pada pekan depan.
"Karena mungkin minggu depan akan dilakukan fit and proper test, saya saat ini sedang menyiapkan diri," ungkap dia.
Surat Presiden ke DPR
Presiden Jokowi telah mengirimkan Surat Presiden (Surpres) pengganti Kapolri pada Rabu, (23/10/2019).
Dalam Surpres tersebut, Presiden mengajukan Kabareskrim Komisaris Jenderal Idham Aziz sebagai calon tunggal pengganti Tito Karnavian.
"Sudah masuk (Surpres), iya Idham Aziz," ujar Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad.
Menurut Dasco, DPR akan segera memproses surat tersebut.
Nantinya, setelah alat kelengkapan dewan (AKD) Komisi III terbentuk maka akan digelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap Idham Aziz.
"Ya nunggu Komisi III disepakati dulu. Kan Komisi III baru minggu depan, setelah itu ya langsung kita adakan fit and proper test. Kan komisinya belum dilantik," katanya.
Prestasi dan Karier
Bagaimana perjalanan karier Idham yang sangat lekat dengan bidang anti-terorisme?
Idham Aziz mengenyam pendidikan di Akademi Kepolisian dan lulus pada 1988, atau setahun setelah Tito.
Awal karier Idham dimulai saat mengemban jabatan Kepala Urusan Bina Operasi Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung pada tahun 1989.
Pada 2004, Idham sempat menjadi Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat.
Namun, namanya mulai dikenal saat menjabat Kanit Pemeriksaan Subden Investigasi Densus 88 Antiteror (2005).
Bersama Tito Karnavian, Idham berhasil melumpuhkan gembong teroris Azhari Husin alias Dr Azhari di Batu, Malang, Jawa Timur (2005).
Kemudian, Idham dimutasi menjadi Kapolres Metro Jakarta Barat di akhir 2008. Setahun berselang, ia kembali dimutasi menjadi Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya.
Pria kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara itu kemudian naik menjadi Wakadensus 88 Antiteror Polri (2010) untuk mendampingi Tito yang menjabat Kadensus 88 Antiteror Polri.
Setelah dua setengah tahun bergelut melawan aksi terorisme, Idham ''pecah bintang'' lantaran dimutasi menjadi Dirtipikor Bareskrim Polri. Pangkatnya pun naik menjadi Brigardir Jenderal (Brigjen).
Jabatan selanjutnya yang diemban Idham adalah Kapolda Sulawesi Tengah (2014), Inspektur Wilayah II Itawasum Polri pada Februari 2016, dan Kadiv Propam Polri pada September 2016.
Idham kemudian dipercaya oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk mengawal Ibukota dengan jabatan Kapolda Metro Jaya (2017).
Dua tahun berselang, Idham menggantikan Komjen Pol Arief Sulistyanto sebagai Kabareskrim Polri.
Hingga akhirnya pada 2019, Idham ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal pengganti Kapolri.
Berikut sederet jabatan dalam karier panjang Komjen Idham Azis:
1988: Pamapta Kepolisian Resor Bandung
1989: Kepala Urusan Bina Operasi Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung
1991: Kepala Kepolisian Sektor Dayeuhkolot Resor Bandung
1993: Kepala Kepolisian Majalaya Resor Bandung Kepolisian Wilayah Priangan
1999: Kepala Unit VC Satuan Serse UM Direktorat Serse Kepolisian Daerah Metro Jaya
2001: Wakil Kepala Satuan Serse UM Direktorat Serse Kepolisian Daerah Metro Jaya
2002: Perwira Menengah Sekolah Staf & Kepemimpinan Dediklat Polri
2002: Kepala Satuan I Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya
2003: Kepala Satuan III/UM Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya
2004: Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat
2004: Inspektur Bidang Operasi Inspektorat Wilayah Daerah Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah
2005: Kepala Unit Pemeriksaan Sub Detasemen Investigasi Densus/Anti-Teror
2006: Kepala Unit IV Direktorat I/Keamanan & Transnasional Badan Reserse Kriminal Polri
2008: Kepala Sub Detasemen Investigasi Densus 88/Anti-Teror Badan Reserse Kriminal Polri
2008: Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat
2009: Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya
2010: Wakil Kepala Densus 88/Anti-Teror Polri
2013: Direktur Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri
2014: Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah
2016: Inspektur Wilayah II Inspektorat Wilayah Umum Polri
2016: Kepala Divisi Profesi & Pengamanan Polri
2017: Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya
2019: Kepala Badan Reserse Kriminal Polri
- Anggota Tim Kobra pimpinan Pak Tito waktu itu penangkapan HMP;
- Tim penangkapan gembong teroris Dr. Azahari di Batu Malang (KPLB);
- Pengungkapan kasus Bom Bali I dan II;
- Wakil Satgas Pengungkapan kasus-kasus teror dan konflik Poso (Ops Camar Maleo);
- Ops terorisme Sulteng (Satgas Tinombala), DPO Santoso Dg Koro MD
Prestasi
- Kapolda Metro - Pengamanan event Internasional Asian Games