Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sebut Radikalisme Sudah Masuk di Kalangan Militer
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengungkapkan radikalisme sudah masuk di berbagai sektor, baik pendidikan, dan militer
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Suut Amdani
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Jokowi memilih Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia, Zainut Tauhid Sa'adi sebagai Wakil Menteri Agama yang akan membantu Menteri Agama Fachrul Razi.
Penunjukkan Wamen Agama Zainut Tauhid Sa'adi ini disampaikan langsung oleh Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Zainut memohon doa dan kerjasama untuk membangun komunikasi yang baik, sehingga program-program di Kementrian Agama dapat disampaikan kepada masyarakat secara luas.
Ia menyampaikan salah satu amanat dari Presiden Jokowi adalah penanganan masalah radikalisme.
Menurutnya, hal ini sangat penting karena kita ingin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang rukun menjunjung tinggi nilai keadaban, kesusilaan, dan keagamaan.
Ia menjelaskan tindakan dan gerakan yang di luar dari nilai-nilai yang selama ini dipegang teguh harus menjadi kewaspadaan kita.
Terkait dengan perosalan radikalisme, pihaknya harus mengurai masalah tersebut secara komprehensif.
Baca: Jokowi Umumkan Nama-nama Wakil Menteri Siang Ini, Muncul Nama Angela Tanoesoedibjo dan Zainut Tauhid
Zainut memberikan informasi bahwa Kementrian Agama akan mencari akar persoalan radikalisme, sehingga akan diberikan solusi yang sebaik-baiknya.
Alasannya utamanya karena hal ini merupakan persoalan kompleks.
"Radikal tidak hanya bersumber dari keagamaan, namun dapat bersumber dari persoalan sosial, ekonomi, ketidakadilan, dan sebagainya," ungkapnya.
Mengenai radikalisme, Jokowi telah memberikan gambaran kepadanya secara umum.
"Mengacu kepada hasil-hasil penelitian dan lembaga survei, radikalisme sudah masuk di berbagai sektor, baik pendidikan, dan militer. Bahkan secara terbuka pernah disampaikan Ryamizard Ryacudu. Di kalangan militer sudah terpapar masalah radikalisme," tambahnya.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut juga mengaku diminta Jokowi mengembangkan dakwah keagamaan dan menjaganya tetap pada koridornya.
Hal ini untuk menjaga keimanan dan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.