Wamen Budi Arie Setiadi: Saling Melengkapi Bukan Matahari Kembar
Desa-desa dan pendamping desa kita juga banyak sehingga bisa menjadi mata dan telinga kita semua untuk pergerakan dana desa ini.
Penulis: Reza Deni
Editor: Rachmat Hidayat
Apa concern Anda nanti ketika Senin bertemu dengan Mendes PDTT Pak Abdul Halim?
Begini, pengembangan desa itu tidak cuma dapat laporan asal bapak senang. Kita harus periksa langsung, turun. Saya percaya problem desa adalah problem di lapangan.
Kita akan tahu problem desa kalau kita memeriksa di lapangan. Kita harus turun ke masyarakat karena kalau laporannya asal bapak senang, kita tidak tahu seperti apa kemajuan desa, kalau tidak kita potret dan pantau langsung.
Desa mana saja yang perlu ditinjau secara langsung?
Desa-desa yang strategis seperti desa di kawasan perbatasan, transmigrasi dan desa-desa baru tumbuh. Persoalan pembangunan desa ini juga persoalan manusia di sana, bagaimana sumber daya manusia di sana, kesediaan lahan, mata pencahariaan mereka, infrastruktur dan lain sebagainya.
Pastinya Senin nanti kita akan berkoordinasi dulu dengan Pak Menteri karena saya Wamen dan Presiden menegaskan tidak ada visi lain selain dari visinya presiden. Kita kerja keras saja dan saya Wamen membantu tugas Pak Menteri Desa PDTT.
Dana yang dikelola oleh Mendes PDTT itu jumlahnya triliunan. Anda mewanti-wanti kepala desa tidak menyimpang dan berurusan dengan hukum. Apa yang menjadi landasan Anda berbicara seperti itu?
Kalau pemahaman tentang penggunaan dana desa itu tidak tepat di lapangan, maka akan berbahaya, baik untuk yang bersangkutan atau masyarakat desa yang seharusnya menikmati pembangunan.
Makanya saya sudah wanti-wanti Kades untuk berhati-hati dalam mengelola dana ini. Jangan sampai dana atau uang rakyat yang sumbernya dari APBN disalahgunakan.
Wakil Ketua MPR pak Jazilul Fawaid berharap jangan sampai ada matahari kembar dari posisi Wamen. Bagaimana Anda melihatnya?
Wamen itu membantu menteri. Selama semangatnya adalah kerja sama dan menghasilkan yang terbaik, tidak ada matahari kembar.
Sama dengan Pak Jokowi, pasti semua saling melengkapi. Kalau semangatnya untuk menghasilkan yang terbaik untuk bangsa, di kepalanya adalah kerja sama, bukan matahari kembar.
Bagaimana sosok Pak Prabowo yang kemudian masuk ke kabinet?
Beliau patriot sejati. Masuknya Beliau di kabinet membuktikan Pak Prabowo ingin memberikan sumbangsih sekuat tenaga bagi bangsa ini.
Bagaimana dari kacamata Anda sebagai mantan aktivis?
Memang terus terang ada kerepotan dalam banyak aspek, tapi semangat rekonsiliasi penting selama kita meletakannya dalam kerangka kemajuan Indonesia. Kalau kita berpikir kemajuan bangsa, maka kita harus berpikir rekonsiliasi ini sebagai hal yang positif.
Rekonsiliasi ini yang kemudian membuat Anda berkata makin cinta kepada Pak Prabowo?
Mulai cinta tepatnya. Benih-benih cinta mulai muncul dari kami.
Akan di bawa ke mana masa depan organisasi Projo yang kemarin sempat diduga bubar?
Kita tidak membubarkan diri. Kita justru pamit dan tugas kita sebagai tim pemenangan Pilpres 2019 sudah selesai sambil menunggu tugas baru. Media lalu membuat heboh seolah-olah Projo bubar.
Kami pamit, istirahat dan kembali ke kehidupan normal, tapi ternyata sebelum istirahat dapat tugas baru, ya sudah kita jalankan.
Anda adalah ketua umum Projo. Setelah Anda menjadi Wamendes, apakah strukturnya akan berubah?
Tergantung seperti apa kebutuhan organisasi. Kalau organisasi ini masih membutuhkan saya, ya saya siap. Tidak ada larangan, kan?
Di aturan kenegaraan tidak ada larangan ketua umum menjadi menteri. Menteri jadi ketua umum partai juga tidak apa-apa. Pak Airlangga (Hartarto, red) misalnya.